SOLOPOS.COM - PKL yang menjual sate jamu dan rica-rica guk-guk (Dok/JIBI/Solopos)

Konsumsi daging anjing di Jateng meningkat. 

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinakeswan) Jawa Tengah mengungkapkan masyarakat yang mengkonsumsi daging anjing mengalami peningkatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinakkeswan) Jawa Tengah (Jateng) Agus Wariyanto mengatakan setiap hari sekitar 223 ekor anjing dipotong untuk dikonsumsi masyarakat.

”Masyarakat yang mengonsumsi daging anjing meningkat karena menganggap sebagai gaya hidup,” katanya di Semarang akhir pekan lalu.

Konsumsi daging anjing di Jateng diketahui menempati peringkat kedua setelah DKI Jakarta.
Berdasarkan data Disnakkeswan Jateng, konsumsi daging anjing paling banyak di Solo yakni 63 ekor per hari, kemudian Klaten sebanyak 25 ekor per hari, disusul Kota Semarang dan Kabupaten Semarang masing-masing 22 ekor per hari.

Agus Wariyanto lebih lanjut menyatakan populasi anjing di Jateng sendiri cukup tinggi mencapai 74.801 ekor. Kabupaten Wonogiri paling banyak yakni sekitar dengan 13.000 ekor.

”Kami terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap peredaran anjing karena hewan ini menjadi salah satu penular penyakit rabies,” ujarnya.

Kendati populasi anjing cukup banyak, menurut Agus sejak 1997 sampai sekarang Jateng dinyatakan bebas dari penyakit rabies. Untuk mencegah penyakit rabies tersebut, sambung dia secara rutin melakukan pengujian anjing dan melakukan pengawasan secara ketat masuknya anjing dari luar provinsi.

“Mengimbau kepada masyarakat ikut berpartisipasi dalam melakukan pengawasan terhadap anjing. Bila mendapati hal-hal mencurigakan dapat untuk langsung melaporkan kepada kami. Harus tetap waspada,” bebernya.

Untuk mengawasi anjing, Agus menambahkan menggunakan UU No. 18/2009 juncto UU No. 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

”Tugas kami melindungi hewan dan masyarakat dari penyakit, serta mempertahankan kelestarian hewan dan menfasilitasi perdagangan hewan,” ujarnya.

Program Manager Animal Friends Jogja (AFJ) Angelina Pane sebelumnya meminta kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menghentikan maraknya perdagangan anjing.
Dia mengungkapkan perdagangan anjing di Jateng mencapai 2.000 ekor per pekan. Perdagangan anjing paling banyak berasal dari wilayah Sragen, Boyolali, Solo, dan Klaten.

”Badan Kesehatan Dunia [WHO] telah mengeluarkan pernyataan daging anjing tidak layak konsumsi dan dinyatakan ilegal. Untuk AFJ meminta dukungan Gubernur Jateng menghentikan perdagangan anjing,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya