SOLOPOS.COM - Tanaman padi di wilayah Jaten, Kabupaten Karanganyar siap dipanen, Senin (11/4/2022). (Espos/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Produktivitas padi di Kabupaten Karanganyar ditargetkan meningkat dibanding tahun lalu. Di 2021, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perikanan (Dipertan PP) Karanganyar mencatat hasil panen padi di Bumi Intanpari ini surplus hingga 150.000 ton beras.

Beras tersebut disuplai ke wilayah Soloraya, bahkan hingga ke Jakarta dan sekitarnya. “Hasil tanam bagus dan kualitas gabah juga baik. Karena cuaca mendukung,” kata Kepala Dispertan PP Karanganyar, Siti Maesyaroch, kepada Solopos.com, Senin (18/7/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Siti memastikan stok beras di Karanganyar aman hingga akhir tahun mendatang. Petani di Karanganyar rata-rata dalam setahun bisa empat kali tanam. Panen raya padi ini pun mampu memberikan jaminan pemenuhan stok pangan dan pengendalian harga di pasaran.

Stok beras yang melimpah secara otomatis akan berdampak pada harga beras yang stabil. Selain itu hasil panen juga dinilai mampu dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal warga Karanganyar.

“Panen padi rata-rata per hektarenya menghasilkan tujuh ton beras. Jadi sangat melimpah,” katanya.

Baca Juga: Alhamdulillah! Produksi Beras di Klaten Masih Aman

Siti menghitung kebutuhan konsumsi beras di Karanganyar mencapai 86 kilogram/orang/tahun. Sementara luas tanaman padi di Karanganyar mencapai 22.000 hektare.

Siti optimistis hasil panen padi petani Karanganyar memiliki kualitas baik dan melimpah. Sebab sekarang petani tidak menghadapi masalah besar. Dari sisi ketersediaan air melimpah. Tanaman padi juga dalam kondisi baik karena sinar matahari cukup dan bencana alam yang merusak tanaman padi masih minim.

“Serangan hama seperti tikus masih bisa dikendalikan. Jadi cadangan beras aman. Jika tahun lalu bisa surplus 150.000 ton beras, tahun ini kita targetkan lebih tinggi. Naik sekitar 3 persen,” katanya.

Hama Tikus

Ihwal hama tikus, Siti meminta petani menggencarkan gropyokan tikus untuk memutus mata rantai serangan hama pengerat tersebut. Gropyokan tikus mulai dilakukan sejak tahapan penyiapan lahan sebelum awal tanam padi.

“Hama tikus masih menjadi momok bersama. Gropyokan tikus terus dilakukan agar tanaman padi tidak mati,” kata dia.

Baca Juga: Reses di Karanganyar, Dolfie Dicurhati Pupuk Langka & Jalan Rusak

Siti mengatakan gropyokan cukup efektif menekan populasi tikus dan menjadi jaminan bagi petani saat awal tanam padi. Apalagi populasi hewan pengerat ini cepat berkembang dimana sepasang tikus saja mampu menghasilkan 2.000 ekor dalam setahun.

Dengan kondisi ini gropyokan tikus secara masif dan rutin harus dilakukan. Jangan sampai perkembangbiakan tikus merusak tanaman padi dan menurunkan produksivitas hasil panen.

“Gropyokan tikus dilakukan tidak mengenal waktu. Jangan sampai serangan tak terkendali,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya