SOLOPOS.COM - Ketua KTNA Sragen Suratno menyerahkan santunan kepada keluarga korban jebakan tikus berlistrik di Kampung/Kelurahan Sine RT 001/RW 004, Sragen Kota, Sragen, Kamis (21/5/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Para petani di sejumlah daerah di Sragen mulai mencabuti jebakan tikus berlistrik karena tak ingin lagi jatuh korban jiwa.

Sementara itu, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen menyantuni lima keluarga korban jebakan tikus berlistrik, Kamis (21/5/2020). Keluarga para korban itu tinggal di wilayah Kelurahan Sine di Sragen Kota, Desa Gabus dan Desa Kebonromo di Ngrampal, dan dua keluarga di Jambanan, Sidoharjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Santunan tersebut berupa paket sembako dan uang tunai. Ketua KTNA Sragen Suratno yang menyerahkan santunan itu kepada keluarga korban.

Keluarga salah satu korban jebakan tikus berlistrik, almarhum Atun Suryanto, di Kampung/Kelurahan Sine RT 001/RW 004, Sragen Kota, mendapat giliran pertama mendapat bantuan itu. Bantuan diterima istri Atun, Warsinem, 42, didampingi dua anaknya dan disaksikan Ketua RT 001/RW 004, Suratno.

Ketahuan! ASN dan Pensiunan PNS Masuk Daftar Penerima BST di Jagalan Solo

Warsinem sempat berkisah tentang kecelakaan yang menimpa suaminya hingga mengembuskan napas terakhir di sawah. Warsi mengatakan biasanya jebakan tikus itu dinyalakan mulai pukul 02.30 WIB dan saat subuh suaminya pulang.

Pada hari itu, kata dia, sampai Subuh, Atun tidak kunjung pulang dan akhirnya disusul ke sawah. Atun ditemukan sudah meninggal dunia. “Ya, kemungkinan terpeleset jatuh kemudian terkena setrum pada jebakan tikus itu,” ujarnya.

Ketua RT 001 Sine, Suratno, menambahkan hama tikus memang merajalela di persawahan wilayah Sine. Puluhan petani di Sine, Sragen, kemudian memasang jebakan tikus berlistrik itu.

Bukan Cuma ABG Jaten, Pria Pasar Kliwon Solo Diduga Cabuli 10 Anak di Bawah Umur

“Tetapi sejak adanya peristiwa [petani meninggal] itu para petani sudah mencabuti jebakan berlistrik itu. Selama ini jebakan berlistrik paling efektif untuk membasmi tikus,” ujarnya.

Basmi 1.000 Ekor Tikus Dalam 3 Malam

Dia menceritakan dalam semalam jebakan tikus berlistrik bisa membunuh 100 ekor tikus. Malam berikutnya turun jadi 30 ekor. "Ada pula yang pakai tegangan dari genzet," jelas dia.

Petani asal Gabus, Ngrampal, Sragen, Warsito, mengaku dalam waktu tiga malam bisa membasmi 1.000 ekor tikus dengan jebakan tikus berlistrik itu. Dia mengatakan selama ini hanya jebakan tikus berlistrik yang paling efektif membasmi tikus.

Alhamdulillah, Pemudik asal Jakarta di Wonogiri Sembuh dari Covid-19

“Tapi, sekarang banyak petani yang mencabuti jebakan tikus berlistrik itu karena sumber listriknya milik orang lain. Kalau terjadi korban lagi yang kena hukum orang yang punya listrik,” ujarnya.

Ketua KTNA Sragen Suratno mengatakan apa yang dialami para korban jebakan tikus itu murni kecelakaan karena tujuan pemasangannya untuk menjebak tikus, bukan manusia.

Dia meminta Pemkab dan PLN bisa membuat formula yang tepat untuk membuat jebakan tikus yang aman. “Selama ini jebakan tikus berlistrik itu tetap ditunggui bukan ditinggal begitu saja. Kami sudah usulkan untuk pengadaan 1.000 ekor burung hantu. Kemudian Pemkab ada gerakan masif basmi tikus. Selama petani seperti berjibaku sendiri membasmi tikus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya