SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kesehatan. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo, Iskandar, berharap tak ada lagi dokter dan tenaga kesehatan atau nakes Sukoharjo yang meninggal dunia terpapar Covid-19.

Terkait itu, Iskandar meminta kepada pemerintah agar menyediakan alat pelindung diri atau APD yang berlimpah bagi para nakes. Dengan APD mencukupi, para nakes bisa terlindungi dari paparan virus corona.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia pun mengingatkan para nakes agar meningkatkan protokol kesehatan terutama saat pulang bekerja dan bertemu dengan keluarga. Dengan begitu tidak terjadi penularan dari nakes kepada keluarga mereka.

Pilkada Sukoharjo: Terima Sumbangan, Ini Nilai Dana Kampanye Paslon EA dan Joswi

Sesuai pemberitaan sebelumnya, sudah ada tiga orang nakes Sukoharjo terdiri atas dua dokter dan satu perawat yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19. Paling baru, dokter rumah sakit swasta berinisial UB yang meninggal pada Oktober lalu.

Tragisnya, suami sang dokter juga meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif Covid-19 delapan hari kemudian atau Senin (2/11/2020). Sebelum dr UB, ada dr Handry Tri H Sp Rad (K) yang meninggal dunia, Senin (21/9/2020) lalu.

Rentan Terpapar

Dokter spesialis radiologi Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr R Soeharso, Pabelan, Kartasura, ini gugur setelah terpapar virus corona. Sementara satu perawat meninggal sebelum kedua dokter tersebut, juga setelah terpapar virus Corona.

Konfirmasi Positif Covid-19 Solo Tambah 36, Paling Banyak Dari Jebres 13 Kasus

Gugurnya tiga nakes yang positif Covid-19 tersebut membuat para nakes lain di Sukoharjo tak hanya prihatin tapi juga khawatir. Iskandar yang merupakan dokter Puskesmas Polokarto, Sukoharjo, mengakui nakes merupakan garda terdepan dalam penanganan virus corona.

Para nakes sangat rentan terpapar virus tersebut. Apalagi dari hari ke hari jumlah kasus positif corona Sukoharjo terus meningkat. "Sebagian besar nakes mulai kelelahan. Kasus Corona sampai sekarang belum menurun, apalagi aktivitas masyarakat semakin longgar," katanya ketika berbincang dengan Solopos.com, Selasa (3/11/2020).

Melonjaknya kasus Covid-19 ini membuat para nakes harus berjuang ekstra keras. Selain harus melayani pasien juga harus menjaga kondisi tubuh sendiri agar tidak terpapar Covid-19. Seperti yang ia lakukan setiap hari tak pernah absen berolahraga.

Garuda Buka Rute Penerbangan Solo-Denpasar Bali, Tarif Mulai Rp850.000

Kurang Istirahat

"Nah permasalahannya banyak nakes yang kelelahan dan kurang istirahat. Saat tubuh mulai kelelahan, saat itu lah virus mudah menyerang termasuk Corona," kata Iskandar.

Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengungkapkan jumlah kasus kematian termasuk nakes dan pasien positif corona per 2 November sudah mencapai 59 kasus.

Kasus kematian pasien positif corona terjadi di 10 kecamatan dengan angka tertinggi yakni Kecamatan Baki 9,5%. Pada bagian lain, angka kesembuhan tertinggi yakni Kecamatan Tawangsari yang mencapai 95,2%.

Sudah 3 Dokter dan Perawat Gugur Melawan Covid-19, Nakes Sukoharjo Kian Terpukul

Yunia merinci 59 kasus kematian pasien positif corona untuk Kartasura 12 orang, Grogol 11 orang, Sukoharjo delapan orang. Selanjutnya Baki tujuh orang, Nguter lima orang, Bendosari, Polokarto dan Mojolaban masing-masing empat orang, Gatak tiga orang, dan Bulu satu orang.

Angka kesembuhan, ujar Yunia, paling tinggi setelah Tawangsari yakni Weru 93,6%, Sukoharjo 91,6%, dan Bulu 90,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya