SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak sekolah. (Reuters)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo memutuskan tidak jadi menambah kuota siswa SD dan SMP yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) maupun PTM terbatas. Hal ini untuk mengantisipasi munculnya klaster Covid-19 seperti yang terjadi di Solo beberapa waktu terakhir.

Kabid Pendidikan SMP Disdikbud Sukoharjo, Warsini, mengatakan kebijakan tersebut muncul setelah adanya evaluasi oleh Disdikbud Sukoharjo terkait kondisi saat ini. Dengan demikian, jumlah siswa SMP yang mengikuti PTM tetap mengacu aturan lama yaitu 30 persen dari total siswa di setiap sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Karena di Solo ada klaster PTM, kami kemudian mengubah strategi. Awalnya, setelah adanya penurunan level PPKM ini kami ingin menambah jumlah siswa yang berpartisipasi menjadi 50 persen dari total siswa di setiap SMP. Namun, kami akhirnya memutuskan tetap 30 persen karena antisipasi adanya klaster PTM di SMP kami,” ucapnya kepada Solopos.com, Kamis (21/10/2021).

Baca Juga: Pemkab Sukoharjo Izinkan Hiburan Musik di Resepsi Pernikahan

Selain soal kuota siswa, Disdikbud Sukoharjo juga menerapkan aturan dua pekan PTM dan sepekan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dengan begitu para siswa tidak selalu berinteraksi di sekolah dan bisa diawasi wali dan orang tua di rumah.

Satu pekan PJJ tersebut juga dimanfaatkan Disdikbud Sukoharjo untuk mengevaluasi penerapan PTM yang diselenggarakan pekan sebelumnya. “Untuk saat ini siswa sedang masa pekan PJJ karena sedang kami gunakan untuk evaluasi. Rencananya Senin [25/10/2021] kalau tidak ada kasus yang ditemukan akan kami laksanakan PTM lagi,” bebernya.

Vaksinasi Siswa SD

Selain penerapan strategi tersebut, Disdikbud Sukoharjo menegaskan setiap sekolah harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Warsini juga mengimbau sekolah berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk melaporkan kondisi terkini siswa.

Baca Juga: Round Up: Atap Masjid Besar Nguter Sukoharjo Ambrol, Salah Konstruksi?

“Kami sepekan sekali selalu meminta laporan dari setiap SMP seperti kondisi prokesnya, kekurangannya seperti apa, lalu siswa apakah ada yang sakit dan sebagainya,” terangnya.

Sementara itu, Kabid Pendidikan SD Disdikbud Sukoharjo, Budiarti, mengatakan secara umum upaya antisipasi munculnya klaster Covid-19 saat PTM di tingkat SD sama dengan SMP. Hanya, untuk saat ini Bidang Pendidikan SD tengah pengajuan untuk vaksinasi siswa SD yang sudah memenuhi syarat minimal usia menerima vaksinasi.

Saat ini Disdikbud Sukoharjo sedang dalam tahap untuk mendata siswa SD yang akan disasar untuk menerima vaksin. “Teknisnya kami serahkan ke Dinkes Sukoharjo karena mereka vaksinatornya. Tapi kami saat ini masih mendata yang usia 12 tahun. Saat ini yang sudah masuk usia tersebut kan kelas V dan VI. Jadi kami akan mengutamakan itu dulu. Untuk sisa kelas lainnya kami menunggu rekomendasi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya