SOLOPOS.COM - Suasana Umbul Ponggok di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kamis (7/7/2022). Sebelum ada pandemi Covid-19, umbul itu mampu menyumbang miliaran rupiah ke Desa Ponggok. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Kekayaan sumber mata air di Klaten dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan. Selain wisata, air umbul dimanfaatkan mendukung irigasi, sumber air bersih, hingga budi daya perikanan.

Salah satu pemanfaatan sumber mata air untuk kebutuhan air bersih, seperti yang dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Merapi Klaten. Ada sembilan mata air yang dimanfaatkan PDAM memenuhi kebutuhan air bersih warga Klaten. Jumlah terebut di luar 10 sumur dalam yang dikelola PDAM Tirta Merapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Teknis PDAM Tirta Merapi Klaten, Sigit Setiyawan, menjelaskan ada sembilan mata air di Klaten yang dimanfaatkan PDAM memenuhi pasokan air bersih pelanggan. Kesembilan mata air itu tersebar di lima kecamatan.

Di Kecamatan Kebonarum ada dua mata air, yakni sumber mata air Geneng dan mata air Lanang. Di Kecamatan Kemalang ada satu mata air, yakni sumber mata air Sliling di Desa Keputran, Kecamatan Kemalang.

Di Kecamatan Polanharjo ada tiga sumber mata air, yakni sumber mata air Ponggok, Sigedang, dan Wangen. Di Kecamatan Tulung ada sumber mata air Nilo. Sementara di Kecamatan Karanganom ada sumber mata air Jolotundo.

Baca Juga: Terbukti! Klaten Dijuluki 1.001 Umbul karena Punya Banyak Mata Air

Debit air yang dimanfaatkan PDAM dari kesembilan sumber mata air itu bervariasi, antara 8 liter per detik hingga 170 liter per detik.

“Terbesar di mata air Geneng, Kecamatan Kebonarum [170 liter per detik air yang dimanfaatkan untuk pasokan air bersih PDAM]. Kalau jumlah total pelanggan PDAM ada 47.000 pelanggan,” kata Sigit saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (26/7/2022).

Sigit mengatakan tak perlu banyak pengolahan air bersih dari sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

“Alhamdulillah, Klaten diberikan anugerah kualitas air yang baik. Kami dari PDAM itu tinggal melakukan sterilisasi saja,” kata Sigit.

Disinggung upaya perawatan sumber mata air, Sigit menjelaskan secara berkala ada pembersihan di kawasan sekitar sumber mata air termasuk bangunan penangkap air guna memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan.

Baca Juga: Umbul Brintik Klaten, Lokasi Terapi Kesehatan Hasil Rekomendasi Dokter

Selain itu, ada pembuatan sumur resapan di sekitar sumber mata air dan penghijauan di daerah tangkapan air dalam hal ini di kawasan lereng Gunung Merapi.

“Sampai saat ini, kualitas air masih terjaga,” kata dia.

Terkait pemanfaatan sumber mata air untuk produksi air minum dalam kemasan, Sigit menjelaskan sat ini PDAM Klaten sedang dalam proses pengembangan tersebut. Untuk sementara, produk air minum dalam kemasan dari PDAM bekerja sama dengan salah satu perusahaan air minum dalam kemasan.

Sistem kerja sama secara maklon, kegiatan yang dilakukan seseorang atau badan usaha untuk memenuhi permintaan pihak lain.

“Izin BPOM dari kami [PDAM Klaten]. Kami masih maklon, belum berproduksi sendiri dan airnya dari luar Klaten. Kalau pasarnya sudah mantap, Klaten akan bikin sendiri dengan kualitas air dari Klaten yang tentu lebih bagus,” kata dia.

Baca Juga: Singkong Keju Meletus, Kuliner Khas Jatinom Terinsipirasi dari Merapi

Sigit berharap kualitas sumber mata air di Klaten terjaga dan terawat agar bisa dinikmati generasi mendatang. Salah satunya, kesadaran berbagai pihak menjaga dan merawat kelestarian sumber daya air.

“Harapan kami, air yang luar biasa ini termanfaatkan salah satunya untuk menopang pertanian Klaten yang terkenal dengan kualitas padinya. Kedua, harapan kami semua kepentingan menjaga dan merawat kelestarian sumber daya air dengan menjaga daerah tangkapan air di atas. Seandainya ada satu kegiatan penambangan, harapan kami diikuti dengan konservasi. Diikuti penutupan kembali sehingga kawasan di sana tetap terjaga sebagai daerah tangkapan air,” kata dia.

Melimpahnya sumber mata air juga menyokong pertanian di Klaten. Saban tahun, Klaten surplus beras. Pada 2021, Klaten surplus beras sekitar 157.000 ton.

Jumlahnya meningkat dibandingkan 2020 sekitar 141.000 ton. Berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) No. 10 tahun 2021, kawasan pertanian pangan berkelanjutan di Klaten sekitar 32.000 ha yang tersebar di berbagai kecamatan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti, mengatakan keberadaan sumber mata air sangat mendukung pertanian di Klaten.

Baca Juga: Mengejutkan! Pendapatan Umbul Ponggok Mulai Disalip Umbul Ini



“Sumber pangan semua berasal dari alam atau dikembangkan di lahan. Dalam pengembangan pertanian, pasti membutuhkan air. Ketersediaan sumber mata air ini merupakan salah satu kunci keberlangsungan dalam keberhasilan produksi pangan. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam budi daya pangan,” kata Widiyanti.

Begitu pula dalam bidang perikanan. Kualitas air memengaruhi kualitas produksi perikanan. Tak heran jika sentra produksi perikanan di Klaten banyak terdapat di daerah dekat dengan sumber mata air seperti di Kecamatan Karanganom, Polanharjo, serta Tulung.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bidang Perikanan DKPP Klaten, produksi ikan di Klaten pada 2021 mencapai 306.317 kuintal. Produksi terbanyak berasal dari wilayah Kecamatan Polanharjo (98.550 kuintal), Tulung (57.760 kuintal), dan Karanganom (39.983 kuintal).

Produksi ikan terutama ikan nila dari petani ikan di Klaten dipasarkan di wilayah Klaten dan sekitarnya. Bahkan, kini pemasaran ikan nila Klaten hingga ke Papua.

Pada bidang pariwisata, sumber mata air mulai dimanfaatkan desa untuk mengembangkan potensi wisata. Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan objek wisata air mengalami perkembangan pesat di Klaten.

Baca Juga: Pandemi Reda, Objek Wisata Klaten Optimistis Raup Omzet 2 Kali Lipat

Saat ini, ada sekitar 31 objek wisata air dengan mayoritas memanfaatkan sumber air alias umbul.

Beberapa umbul yang kini dikembangkan menjadi daya tarik wisata oleh desa diantaranya Umbul Ponggok, Umbul Siblarak, Umbul Jolotundo, Umbul Pluneng Tirtomulyani, Umbul Pluneng Tirtomulyono, Umbul Brintik, Umbul Manten, Umbul Brondong, Umbul Sigedang-Kapilaler, Umbul Besuki, Umbul Pelem, serta Umbul Nilo.

Ada pula wisata air yang dikelola Pemkab Klaten memanfaatkan limpahan air dari umbul seperti Objek Mata Air Cokro (OMAC) dan Umbul Jolotundo. Selain soal kebersihan, Nugroho mengingatkan agar pengelola tetap menjaga kelestarian sumber air.

“Menjaga lingkungan itu harus menjadi aspek penting,” kata Sri Nugroho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya