Jakarta (Solopos.com)–Paket peti mati kini bak menjadi tren, seolah terinspirasi peti mati ala Sumardy. Selain TransTV, peti mati berisi tiga ekor tikus juga dikirimkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Satu peti mati berwarna merah marun ukuran sedang dibawa oleh empat orang aktivis LSM Jakarta Development Watch (Jadewa) dengan mengendarai mobil sedan warna hitam ke Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/6/2011) sekitar pukul 10.45 WIB.
Para aktivis yang kompak mengenakan setelan jas warna hitam lengkap dengan dasi ini meletakkan peti mati di halaman KPK.
Peti mati itu lalu dibuka. Isinya, tiga ekor tikus putih terlihat asyik berseliweran di dalam peti. Ada juga dokumen yang dibalut amplop warna coklat. Pinggiran peti mati ditempeli uang palsu mainan anak kecil pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000. “Kenapa kita kirim tikus, karena sebagai simbol korupsi,” kata koordinator aksi, Tri Joko Susilo.
Tri mengatakan, kedatangannya untuk melaporkan kronologi proses penunjukan langsung dan indikasi korupsi serta penggelapan aset negara di PT Telkom Indonesia. Berdasarkan data yang diperolehnya, potensi kerugian negara mencapai Rp 1,5 triliun.
“Di dalam peti mati ini selain terdapat tikus juga ada dokumen-dokumen yang memperkuat pelaporan kami dan juga berisi kronologi penunjukan langsung,” ujarnya.
Tri dan kawan-kawan lalu mengambil dokumen dan menyerahkan ke Bagian Humas KPK. Sementara peti mati masih dibiarkan di halaman KPK. Selain KPK dan TransTV, sejumlah media juga mendapatkan kiriman yang sama.
(detik.com/tiw)