SOLOPOS.COM - Restoran Langit Pitu di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali. Foto diambil Selasa (24/1/2023) sore. Restoran ini menjadi restoran paling atas di Desa Samiran. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com Stories

Solopos.com, BOYOLALI — Tak hanya tempat wisata yang bermunculan di ketinggian lereng Gunung Merapi wilayah Kecamatan Selo, Boyolali. Berbagai fasilitas pendukung wisata seperti homestay maupun kafe juga tak kalah menjamur, khususnya di Desa Samiran, Selo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan data yang diunggah di https://seloapp.com/petawisataselo/datawisata.php yang dikelola Pemerintah Kecamatan Selo, Desa Samiran mendominasi untuk jumlah tempat wisata, homestay, dan kafe di kecamatan tersebut.

Dari total 19 tempat wisata di Kecamatan Selo, enam di antaranya berada di Desa Samiran. Keenam tempat wisata itu yakni Embung Manajar, Bukit Sanjaya, Dewi Sambi, Petilasan Kebo Kanigoro, Simpang Paku Buwono (PB) VI, dan Taman Bunga Merapi Garden Selo.

Kemudian, dari 20 kafe atau rumah makan yang terdaftar di website tersebut, 18 kafe dan rumah makan berada di Samiran. Kafe tersebut antara lain Argo Loro Kopi, Nuansa Bening, Kopi Dari Hati d’Kebon, D’ Garden Cafe Selo, AA Cafe Resto, Queen Sanjaya Coffee.

Kemudian Argobumi, Merapi Garden, Omah Kita, D’Highland Selo, Ndalem Coffee, Bolo Kopi Selo, Merbabu Story, Selosa Coffee, Pusat Kuliner Jajanan Selo, MYFATHER COFFEE AND RESTO, dan Langit Pitu.

Selanjutnya, untuk homestay dari 14 homestay yang tercatat di website data informasi wisata di ketinggian lereng Merapi, Selo, Boyolali, tersebut, 11 di antaranya berada di Samiran.

Mereka yakni Selo Pass, Bungalow Tersenyum, D’Highland, Omah Kita, Kampung Homestay Damandiri, Bukit Sanjaya Resort, Villa Sanjaya, Hartono Resort, Argo Loro, dan The Great Villa.

Restoran Tertinggi

Salah satu restoran yang menawarkan daya tarik wisata ketinggian di Samiran, Boyolali, adalah Restoran Langit Pitu. Restoran ini menjadi salah satu restoran yang menjulang tertinggi dibanding rumah makan lain di Samiran.

wisata ketinggian boyolali
Pengunjung menikmati pemandangan dari Restoran Langit Pitu di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali. Foto diambil Selasa (24/1/2023) sore. Restoran ini menjadi restoran paling atas di Desa Samiran. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Di atas Restoran Langit Pitu Desa Samiran, hanya tinggal ladang-ladang warga yang digunakan untuk pertanian. Di restoran ini, pengunjung bisa menyantap menu makanan kesukaan seraya menikmati pemandangan Gunung Merapi.

Saat Solopos.com mengunjungi lokasi itu beberapa waktu lalu, pemandangan yang tersaji memang tak biasa. Pemilik Restoran Langit Pitu, Is Christia, saat itu mengungkapkan ide awal pembuatan restoran ini karena ia memang ingin memiliki restoran yang bisa menjadi tempat super asyik, nyaman, dan terjangkau di semua kalangan.

“Saya pribadi inginnya di sini bisa seperti Tawangmangu, jadi ingin memajukan daerah sini juga,” ujar perempuan asli Kecamatan Ampel tersebut.

Selain pemandangan, udara di lereng Merbabu yang sangat sejuk juga menawarkan sensasi tersendiri. Restoran ini buka setiap hari pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB. Harga makanan yang disajikan juga cukup terjangkau yakni Rp25.000-Rp50.000.

Beberapa makanan western, chinese, Indonesia, hingga makanan lokal tradisional seperti Jadah Selo yang dibakar dan diberi serundeng pun tersedia di tempat ini dengan harga Rp18.000 per porsi.

Coffee Shop

Restoran lain yang tak kalah menarik dengan pemandangan ketinggian lereng Gunung Merapi, Selo, Boyolali, adalah D’Highland Selo. Menurut informasi di akun Instagramnya @dhighland_selo, restoran yang berlokasi di Jl Ki Hajar Saloka No 102, Selo, Boyolali, ini buka tiap hari mulai pukul 10.00 WIB-19.00 WIB.

Seperti Langit Pitu, D’Highland Selo juga menawarkan sensasi makan di balkon dengan pemandangan Gunung Merapi yang tampak sangat indah saat senja dan cuaca cerah. Tak hanya menu kuliner, D’Highland Selo juga menawarkan penginapan berupa glamour camping (glamping).

wisata ketinggian boyolali
Pemandangan dari Kafe Argo Loro di Samiran, Selo, Boyolali. (Instagram @argoloro_kopi)

Sementara bagi pengunjung yang ingin menikmati ngopi sambil menikmati sejuknya udara ketinggian lereng Merapi, Boyolali, juga tersedia banyak pilihan di kafe-kafe setempat. Salah satunya kafe Argo Loro Kopi.

Coffee shop ini berada di Dusun II, Samiran, Kecamatan Selo. Tongkrongan ini mulai beroperasi pada awal 2021. Lokasinya cukup menarik di antara Gunung Merapi dan Merbabu.

Argo Loro Kopi memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Mulai dari ruang yang luas dan unik lengkap dengan wifi, gazebo, musala, dan parkir lebar. Sesuai namanya, menu utamanya kuliner di Selo Boyolali yang satu ini yakni kopi.

Namun, ada juga pilihan makanan ringan seperti dimsum, rice bowl, nasi goreng, pasta, dessert, pizza, dan aneka mie. Harga makanannya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp15.000 sampai Rp35.000.

Menarik untuk Investasi

Kepala Desa (Kades) Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Suherman, mengakui memang banyak homestay dan kafe seiring menjamurnya tempat wisata di ketinggian lereng Gunung Merapi tersebut. Namun, kebanyakan homestay dan kafe itu dikelola investor yang bekerja sama langsung dengan warga pemilik lahan.

Herman menyebut banyaknya investor yang tertarik berinvestasi di Samiran karena letaknya yang menawarkan keindahan panorama Gunung Merapi dan Merbabu. Selain itu, Samiran juga berada di pusat kota kecamatan sehingga dianggap strategis.

Lebih lanjut, ia mengatakan homestay di Samiran terbagi menjadi dua. Pertama yang dimiliki kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan Homestay Damandiri yang dimiliki yayasan.

Herman mengakui menjamurnya tempat wisata dan homestay hingga kafe di Samiran tidak memberikan banyak kontribusi pada pendapatan asli (PA) desa. Namun, keberadaan homestay atau kafe itu secara langsung atau tidak langsung turut mendongkrak perekonomian masyarakat desa tersebut.



“Yang penting, prinsipnya masyarakat dapat dampak positifnya [dari pariwisata]. Perekonomian mereka dapat terbantu, warga nyaman, saya juga sudah senang,” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan di Desa Samiran terdapat 12 dukuh dengan 35 RT, sembilan RW, dan empat kepala dusun (kadus). Ada sekitar 4.000 jiwa penduduk di Samiran dengan 90 persen bermata pencaharian sebagai petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya