SOLOPOS.COM - Ilustrasi kuliner jadi klaster Covid-19 (Detikcom).

 Solopos.com, SUKOHARJO -- Klaster penularan Covid-19 di rumah makan atau penyedia kuliner seperti di Sukoharjo, Jawa Tengah, bukanlah yang pertama.

Sebelum rumah makan ayam goreng di Sukoharjo menjadi klaster penularan Covid-19, beberapa rumah makan ini sempat bikin heboh lantaran menjadi klaster penularan hingga menginfekasi total puluhan orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Klaster warung makan rentan membuat virus corona jenis baru ini menyebar karena interaksi penjual dan konsumen. Klaster warung makan juga bisa menyebar antarpegawai dan pengelola warung.

Air Terjun Pengantin di Ngawi dan Mitos Tentang Hubungan yang Semakin Langgeng

Berikut empat daftar klaster penularan Covid-19 di rumah makan di Indonesia yang sempat bikin heboh.

Klaster Ayam Goreng Sukoharjo

Sebanyak 11 orang terkonfirmasi positif virus corona di klaster kuliner ayam goreng di Sukoharjo. Belasan orang tersebut kini masih menjalani isolasi mandiri.

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan kasus positif di bidang usaha kuliner merupakan klaster rumah makan pertama di Sukoharjo.

Kasus ini muncul kali pertama dari pemilik usaha warung makan ayam goreng yang meninggal dunia dan terkonfirmasi positif virus corona dari hasil swab.

"Hasil swab diterima setelah yang bersangkutan meninggal dunia. Jadi awalnya pasien suspect, namun pemulasaran jenazah telah dilaksanakan dengan protokol Covid-19," kata Yunia ketika berbincang dengan Solopos.com melalui telepon seluler pada Jumat (2/10/2020).

Cara Arkeolog Bersihkan Fosil dari Kerak Ternyata Pakai Bahan Sederhana Ini

Klaster Mangut Kepala Manyung Semarang

Warung Makan Mangut Kepala Manyung Bu Fat di Krobokan, Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi klaster penularan Covid-19 selanjutnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Abdul Hakam, Rabu (16/9/2020), mengatakan total ada 36 orang yang menjalani tes swab dari rumah makan yang terletak di Kelurahan Krobokan, Kota Semarang itu.

Dari 36 orang itu, 22 orang di antaranya dinyatakan terpapar Covid-19. Mereka pun menjalani perawatan atau isolasi di dua lokasi, yakni Rumah Dinas Wali Kota Semarang dan rumah sakit.

Total ada tiga orang yang menjalani perawatan di rumah sakit, satu di antaranya meninggal dunia. Sementara, sisanya yakni 19 orang, melakoni isolasi di Rumdin Wali Kota Semarang. Ada juga pasien positif di klaster rumah makan ini yang melahirkan.

Bawaslu Klaten Kerja Sama dengan Bawaslu Daerah Lain Untuk Awasi Netralitas ASN

Klaster Soto Lamongan Jogja

Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jogja, Heroe Poerwadi, pada Selasa (8/9/2020), mengabarkan klaster penularan Covid-19 di Soto Lamongan di Jogja menyebar ke konsumen. "Jadi dari 15 pembeli yang di-swab, lima di antaranya adalah positif dan 10 negatif," kata dia.

Tambahan ini membuat jumlah total pasien Covid-19 dari klaster Soto Lamongan makin membengkak hingga mencapai 20 orang. Dari tambahan pembeli yang positif, dua di antaranya pegawai Pemkot Jogja.

Terungkap, 4 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan di Jogja adalah Pelajar Asal Semarang

Ada fakta cukup mengejutkan terkait klaster rumah makan ini. Heroe menjelaskan di antara pembeli yang positif, ada warga yang membeli soto namun dibungkus dan dimakan di rumah, namun terpapar Covid-19.

Sementara empat pembeli lain memang menyantap soto di tempat. Fakta ini memperkuat bahwa penularan Covid-19 bisa terjadi melalui sentuhan benda-benda.

"Jadi penularan bisa terjadi dari benda-benda yang bisa saling disentuh, baik dari piring, mangkuk, dan gelas, bahkan plastik pembungkus soto yang dimakan di rumah," tegas Heroe kepada Harian Jogja.

11 Orang Positif, Klaster Covid-19 Warung Ayam Goreng di Kartasura Sukoharjo Belum Putus

Klaster Rawong Nguling Probolinggo

Sedikitnya 15 orang dinyatakan positif Covid-19 di Probolinggo dari klaster Rumah Makan Rawon Nguling, Probolinggo. Pemilik rumah makan, NR, bersama dengan anaknya, RJ, meninggal dunia.

NR, perempuan berusia 57 tahun memiliki penyakit penyerta yaitu jantung dan diabetes sebelum dinyatakan positif Covid-19. Anaknya juga mengidap penyakit yang sama. Hal ini disinyalir menjadi penyebab kematian ibu dan anak yang terkait klaster warung makan ini.



Sang ibu yang berpulang lebih dulu pada hari Minggu (2/8/2020), kemudian disusul oleh anaknya yang hanya berselang satu hari.

Kesurupan Hanya Saat Tidur, Pria Wonogiri Ini Lukai Dirinya hingga Ramal Masa Depan

Rumah Makan Rawon Nguling terkenal karena pernah dikunjungi Presiden keempat, KH Abdurrahman Wahid, dan Presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono.

“Kami akan terus memantau perkembangan klaster rumah makan ini. Kami juga akan merawat, melakukan swab, dan terus melakukan tracing kepada orang terdekat korban,” kata Jubir Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Yoelijanto, seperti dikutip Detik.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya