SOLOPOS.COM - Karni, 60, berada di gubuknya di hutan Alas Kethu, Lingkungan Salak 002/RW 003, Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (30/5/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI - Kisah pilu dialami oleh Karni. Warga Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, ini sebenarnya memiliki Kartu Keluarga Sejahtera atau KKS tapi justru tak pernah mendapat bantuan.

KKS ini menjadi bukti Karni sebagai penerima Program Sembako (sebelumnya Program Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT). Bantuan berupa beras, telur, daging ayam, tahu, dan tempe.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Untuk mendapat bantuan, dia harus menukarkannya di warung elektronik atau e-warung. Setiap KKS miliknya digesekkan ke mesin electronic data capture (EDC) saldonya nol. Alhasil, dia pun selalu pulang dengan tangan hampa setiap datang ke e-warung.

Polisi Selidiki Teror terhadap Tenaga Kesehatan di Sragen yang Tangani Covid-19

Ekspedisi Mudik 2024

Sudah 16 bulan, Karni bolak-balik ke e-warung untuk menukarkan bantuan. Tapi hasilnya nihil. Padahal, bantuan ini sangat diharapkan oleh keluarga Karni yang kian sulit di tengah pandemi Covid-19.

Karni bersama suaminya tercatat sebagai penduduk Lingkungan Salak RT 002/RW 003. Dia memiliki anak bernama Edi yang sejak kecil tinggal di Sukoharjo bersama neneknya. Kendtai demikian, Edi setiap hari mengunjungi kedua orang tuanya untuk membantu mereka bekerja.

Pembuat Arang

Bapaknya, Sutimin, 50, bekerja sebagai buruh bangunan, kadang ikut bekerja mengelas, mencari ikan di Sungai Bengawan Solo, dan membikin arang sebagai pekerjaan sampingan. Sementara, Karni mengurus rumah sambil membantu membuat arang.

Sebelum membuat gubuk di Lingkungan Salak, Karni dan suaminya tinggal di gubuk dalam Alas Kethu di lokasi lain selama lima tahun seizin pihak Perhutani selaku pengelola hutan. Mereka memutuskan tinggal di hutan karena mengontrak rumah tak memungkinkan dilakukan.

Wow! Harga Emas Antam Melompat 20 Persen Meski Ada Pandemi Covid-19

Pendapatan yang mereka peroleh saja tak cukup memenuhi kebutuhan hidup. Hidup mereka semakin berat pada masa pandemi virus corona (Covid-19) ini. Mereka hanya bisa membuat arang dan menjualnya. Itu pun jarang ada pembeli karena warung-warung makan tutup. Sutimin tak bekerja karena tak ada lagi proyek infrastruktur yang berjalan.

“Kami pernah tak makan tiga hari. Suami saya bilang, semoga kita kuat ya Mak,” ujar Karni sambil menyeka air matanya yang meleleh ke pipi.

Meski kemiskinan mereka sedemikian rupa, tetapi tak pernah mendapat bantuan pemerintah, termasuk bantuan pada masa pandemi Covid-19 ini. Pada sisi lain, keluarga mampu di luar sana tak sedikit yang mendapatkan bantuan.

Sembuh dari Covid-19, Warga Wonogiri Meninggal Karena TBC

Dahulu Karni pernah tercatat sebagai penerima program bantuan beras untuk warga miskin (raskin). Itu pun tak lancar, kadang mendapatkannya kadang tidak. Hingga akhirnya Karni sama sekali tak pernah mendapatkannya lagi sejak akhir 2012.

“Dulu waktu menerima KKS orang tua saya senang sekali. Tapi, ternyata juga enggak pernah bisa mendapat bantuan,” jelas Edi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya