Solopos.com, KARANGANYAR — Dusun Nglurah di Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar baru saja diresmikan sebagai Kampung Wisata Sewu Kembang oleh Bupati Juliyatmono, Selasa (15/3/2022). Sebelum ini, Dusun Nglurah sejatinya sudah menjadi desa wisata sejak 2001 silam.
Sesuai namanya, daya tarik utama Kampung Wisata Sewu Kembang di Dusun Nglurah ini adalah banyaknya tanaman hias yang ada di sini. Bagi pecinta tanaman hias, Dusun Nglurah adalah surga. Hampir semua warganya berjualan tanaman hias.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Tapi sesungguhnya daya tarik dari Kampung Wisata Sewu Kembang ini bukan cuma banyaknya tanaman hias. Tapi ada juga beberapa potensi lain. Berikut ini daya tarik lain dari Kampung Wisata Sewu Kembang di Dusun Nglurah.
Baca Juga: Ini Rute Menuju Kampung Wisata Sewu Kembang Nglurah Tawangmangu
Alam yang Indah
Berlokasi di lereng Gunung Lawu, Kampung Wisata Sewu Kembang tentu memiliki pemandangan alam yang indah. Hawa sejuk dan dingin bisa dirasakan pengunjung karena kawasan seluas 35 hekatare ini berada di ketinggian. Kadang kabut turun membuat suasana menjadi lebih sejuk.
Di kawasan ini banyak penginapan berupa villa dan wisma. Dan baru-baru ini, ada layanan wisata andalan di Nglurah, yakni 12 homestay dan jeep adventure yang bisa mengantar pengunjung menjelajahi alam Dusun Nglurah, seperti dikutip dari situs Pemkab Sragen. Ada 10 unit jip yang tersedia.
Green House (Rumah Kembang)
Tempat penyimpangan tanaman hias biasa disebut green house oleh penggemarnya. Di Kampung Wisata Sewu Kembang, ada banyak sekali jenis tanaman hias di green house. Beberapa jenis tanama hias di antaranya anthurium, adenium, dan aglonema.
Baca Juga: Watu Gambir Park, Destinasi Wisata Alternatif Asyik di Karangpandan
Potensi Sejarah
Di sekitar Kampung Wisata Sewu Kembang ini terdapat Situs Menggung. Situs ini merupakan bangunan purbakala peninggalan zaman Hindu akhir ini. Bangunan ini dibangun dengan gaya arsitektur kebudayaan megalitikum yaitu punden berundak.
Situs Menggung mengandung simbol kerohanian yang begitu kental, signifikan dan determinan dengan hasrat bawaan manusia. Selain itu ada simbol-simbol lain tentang kbutuhan dasar manusia, kedamaian, ketenteraman, dan ketenangan hidup.
Upacara ritual Dukutan
Mengutip digilib.uns.ac.id, dukutan merupakan tradisi yang sudah mengakar bertahun-tahun di Nglurah. Tradisi Dukutan ini semacam acara bersih desa seperti yang kebanyakan dilakukan masyarakat Jawa.
Namun yang membedakan dukutan dan tradisi bersih desa yang lain adalah adanya tawuran antarwarga. Tawuran ini berupa saling lempar sesajen yang dibawa warga. Kadang warga melempar barang lain. Ada beberapa warga yang terluka dalam ritual ini namun mereka dilarang marah.
Bagi warga desa setempat, tawuran massal ini wujud dari upaya membuang energi negatif yang jadi sumber dari segala kejahatan. Ritual ini berangkat dari legenda cinta yang sudah ratusan tahun hidup di dusun Nglurah Tawangmangu. Konon dua orang sakti yaitu Kyai Naratama dan Nyai Rasa Putih terlibat perseteruan di desa ini.
Namun, setelah perkelahian demi perkelahian dilakukan, mereka akhirnya malah saling jatuh cinta keduanya akhirnya menikah dan menjadi pepunden dusun Nglurah. Kisah perseteruan inilah yang kemudian menjadi tradisi tawur dukutan.