Solopos.com, BOYOLALI -- Pembelajaran jarak jauh di Kabupaten Boyolali tak hanya memanfaatkan handphone (HP) atau ponsel, namun juga mengoptimalkan peralatan lain yakni radio hingga Handy Talky atau HT.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Darmanto, mengatakan saat ini untuk mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh, pembelajaran di Boyolali tidak hanya dilakukan melalui HP tapi juga radio dan HT.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Dia mengatakan mulai akhir Agustus 2020, pihaknya difasilitasi Radio Merapi FM untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
"Pembelajaran melalui radio kami lakukan, kami difasilitasi Merapi FM, setiap pukul 07.00 WIB-09.00 WIB, untuk jenjang SD dan SMP," kata dia belum lama ini.
25 Siswa dan Guru Nonbar Live Seorang Siswi Dirampok Saat Kelas Online
Darmanto mengatakan mulai 31 Agustus 2020 jadwal pembelajaran jarak jauh yang disiapkan untuk setiap Senin, Rabu, dan Jumat dilakukan untuk jenjang SD. Sedangkan setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu untuk jenjang SMP.
"Segala potensi yang ada kami kembangkan. Di Ngadirojo [Kecamatan Gladagsari], itu ada yang dengan HT. Guru mengajar menggunakan HT, anak-anak ngumpul di satu tempat mendengarkan juga dengan HT," kata dia.
Lebih lanjut, dia berharap dengan memanfaatkan berbagai sarana, pembelajaran jarak jauh bisa tetap berjalan dan kesehatan serta keselamatan guru dan siswa tetap jadi prioritas.
2.488 Personel TNI Disiplinkan Warga Jalankan Protokol Kesehatan
Sementara itu Kaur Umum dan Perencanaan Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari, Muh. Nur Afif, mengatakan untuk membantu para pelajar mengikuti pembelajaran jarak jauh, para pelajar difasilitasi HT.
"Bagi anak sekolah, ketika diberlakukan pembelajaran daring, warga tidak bisa menyeluruh memanfaatkan pembelajaran itu," dia saat ditemui wartawan di Boyolali, Selasa (8/9/2020).
Memanfaatkan HT untuk Pembelajaran
Dia menambahkan pembelajaran juga tidak bisa optimal karena tidak semua warga memiliki fasilitas maupun jaringan yang memadai.
"SDM terkait penggunaan teknologi di Desa Ngadirojo juga belum optimal. Untuk itu Pemerintah Desa Ngadirojo bekerja sama dengan kawan RAPI memanfaatkan HT untuk pembelajaran," kata Nur Afif.
Pelayanan Tatap Muka Dispendukcapil Sragen Dibatasi 50 Orang, Kenapa?
Pada kegiatan belajar itu, siswa dipandu oleh guru dan didampingi operator. Pembelajaran dipisah menjadi beberapa kelompok.
"Tiap dukuh atau RT ada kelompok. Satu kelompok maksimal 10 siswa. Ada jadwal tersendiri untuk kegiatan itu. Di Ngadirojo ada sekitar 10 kelompok. Satu kelompok disiapkan dua HT," lanjut dia.
Siswa yang ada di 10 kelompok itu dari SDN 1 Ngadirojo, SDN 2 Ngadirojo dan MI Alhidayah Ngadirojo.