SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dalam kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa, Jakarta, Minggu (27/2/2022). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Solopos.com, JAKARTA — Hubungan dua petinggi TNI, yakni Panglima Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrahman, tidak harmonis hingga menjadi sorotan Komisi I DPR RI.

Anggota Komisi I, Effendi Simbolon, mengatakan Dudung tidak patuh kepada atasannya, Andika Perkasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu dugaan ketidakpatuhan tersebut adalah Panglima TNI tidak dilapori tentang kasus kematian anggota Kopassus, Sertu Bayu Pratama akibat dianiaya beberapa seniornya pada November 2021.

Dalam berbagai kegiatan dua jenderal bintang empat yang merupakan atasan dan bawahan itu tak pernah tampil bareng.

Baca Juga: Anak Dudung Ditolak Masuk Akmil Picu Ketidakharmonisan Panglima TNI-KSAD

Dari berbagai informasi, pemicu ketidakharmonisan dua jenderal itu karena anak Dudung sempat tidak diterima masuk Akademi Militer (Akmil).

“Ada apa di TNI? Katanya ada ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini. Lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan. Saya minta penjelasan dari Panglima TNI dan KSAD, kenapa terjadi disharmoni seperti ini? Sampai-sampai anak KSAD gagal jadi TNI pun jadi isu. Ada apa? Memangnya kenapa kalau anak KSAD tidak keterima? Emangnya kalau anak KSAD harus masuk? Emangnya kalau anak Presiden harus masuk? Siapa bilang, ketentuan apa? Kalau ketentuan bilang tidak ya tidak, tidak ada diskresi,” cecar Effendi Simbolon, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube DPR RI, Senin (5/9/2022).

Baca Juga: Panglima Andika Perkasa Tepis Isu Pecah Kongsi dengan KSAD Dudung

Salah satu dugaan ketidakpatuhan Dudung kepada Andika Perkasa itu adalah kasus tewasnya anggota TNI Sersan Satu (Sertu) Marctyan Bayu Pratama pada 8 November 2021 yang tidak dilaporkan kepada Panglima TNI.

Hal itu terungkap dari kanal Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa yang merupakan milik Andika Perkasa.

Dalam unggahan tanggal 31 Agustus 2022 itu, Panglima TNI mengaku tidak mendapat laporan itu dari bawahannya yang notabene di bawah koordinasi Jenderal Dudung.

Baca Juga: Menilik Pengganti Panglima TNI Andika Perkasa yang akan Pensiun 3 Bulan Lagi

Kala itu Panglima TNI menerima audiensi dari tim Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang menghadirkan ibu kandung dari almarhum Sertu Bayu Pratama.

Bayu Pratama adalah prajurit Kopassus yang diduga meninggal akibat tindakan kekerasan oleh seniornya sendiri, saat bertugas di Timika Papua.

Didampingi kuasa hukum dan LPSK, dalam pertemuan tersebut ibu kandung almarhum Sertu Bayu menceritakan ada kejanggalan pada kematian anaknya.

Baca Juga: 6 Anggota TNI Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Disertai Mutilasi di Timika Papua

Menurut pengakuan ibu kandung Bayu, pada awalnya anaknya terjerat utang-piutang dengan para rekannya.

Permasalahan utang-piutang selesai, anaknya dituduh menjual amunisi kepada kelompok separatis di Papua.

Sertu Bayu diperiksa dan dinyatakan meninggal pada 8 November 2021.

Baca Juga: Rombongan KSAD Celaka di Papua, 1 Tentara Meninggal 1 Wartawan Kritis

Jenderal Andika Perkasa yang mendengar kabar itu marah besar. Sebagai pimpinan tertinggi di TNI, Andika Perkasa berjanji segera menyelesaikan semua permasalahan, sesuai mekanisme hukum yang berlaku, secara cepat.

“Ibu, saya mengucapkan terima kasih Ibu sudah memberitahukan masalah di internal TNI. Saya tidak tahu untuk kasus ini karena saya tidak pernah dilapori. Sejak saya masuk di sini akhir November sampai Ibu berbicara ke media saya tidak pernah dilapori, jadi saya tidak tahu. Ya itulah kami, masih penuh dengan masalah,” ujar Andika Perkasa dengan nada tertahan, seperti dikutip Solopos.com, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga: Menilik Pengganti Panglima TNI Andika Perkasa yang akan Pensiun 3 Bulan Lagi

“Sejak itu saya telusuri dan tidak akan lepas dari saya. Karena ternyata berkas yang dilimpahkan penyidik pun pasalnya tidak relevan menurut saya. Saya ulangi (pemberkasan) Bu, saya ulangi walaupun sudah dilimpahkan. Saya tidak mau. Inilah yang kami lakukan dan akan kami kawal secepat-cepatnya,” tandas menantu mantan Kepala BIN Jenderal (Purn) Hendropriyono itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya