SOLOPOS.COM - Puluhan siswa SD Jatitengah 2, Sukodono, Sragen bermain di halaman sekolah pada hari pertama masuk sekolah. (Tri Rahayu)

Puluhan siswa SD Jatitengah 2, Sukodono, Sragen bermain di halaman sekolah pada hari pertama masuk sekolah. (Tri Rahayu)

Solopos.com–Tak banyak perubahan pada empat ruang SD Jatitengah 2 Sragen. Atap ruang kelas yang menjadi ruang guru masih berserakan di lantai setelah ambruk, Jumat (8/7/2011). Pintu ruang kelas VI dan VI terkunci rapat. Ruang kelas VI terbuka dengan berbagai inventaris sekolah yang tercecer, tak karuan. Beberapa meja belajar terlihat di teras depan ruang kelas VI.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Puluhan siswa berlari ke sana kemari. Senda gurau anak-anak riuh memecah kesedihan mereka yang tak bisa belajar tenang. Beberapa siswa berkumpul di bangunan baru sisi timur halaman sekolah. Ada tiga kelas di bangunan baru hasil bantuan dana alokasi khusus (DAK) tahun 2009 itu. Kelas III yang berada di ujung selatan digunakan untuk tempat belajar kelas VI dan ruang guru. Ruang kecil itu dibagi dua dengan sekat almari buku.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara ruang kelas II rencana digunakan untuk kelas IV dan V. Ruang kelas I digunakan belajar siswa kelas I dan III. Sedangkan siswa kelas II kemungkinan masuk siang setelah kelas I pulang atau memilih alternatif berlajar di rumah warga. “Kami belum mengadakan rapat guru dengan kepala sekolah (Kasek). Semua itu baru rencana karena belum ada keputusan. Untuk sementara anak-anak dibebaskan dulu tanpa ada pelajaran,” ujar Suwartono, guru wiyata bhakti SD itu, Senin (11/7/2011).

Anak-anak kelas III-VI masih berkeliaran bermain di halaman ada pula yang sekedar duduk lesehan di lantai sambil bercerita dengan temannya.  “Kami sebenarnya sedih melihat sekolah kami rusak. Terus kami mau belajar di mana? Banyak teman-teman yang bertanya seperti itu,” celetuk Ayu.

Ayu merupakan anak kelas VI yang memiliki nama lengkap Nike Yeni Lolita.  Sementara Putri Agustina Rahmawati, 9, siswa kelas V mengaku waswas ketika belajar di ruang kelas V yang eternitnya melekung ke bawah.  Ia  khawatir kalau-kalau atap ruang belajarnya ikutan runtuh. “Kekhawatiran itu terjadi saat ujian akhir sekolah (UAS) lalu yang masih menempati ruang kelas V. Untung tak ada suara. Sekali ada suara dari atas, pasti saya dan teman-teman langsung lari keluar,” tuturnya.
(Tri Rahayu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya