SOLOPOS.COM - Tempat karantina pemudik di Gedung Graha Wisata Niaga Solo. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO -- Pemkot Solo mulai Kamis (9/4/2020) menetapkan kebijakan semua pemudik wajib menjalani karantina di lokasi yang disediakan yakni Grha Wisata Niaga.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menghapus opsi karantina mandiri bagi pemudik yang bertujuan ke Solo per Kamis. Tak hanya pemudik yang menggunakan transportasi umum tapi juga kendaraan pribadi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya, pemudik diberi kesempatan menandatangani kesanggupan karantina mandiri dalam surat pernyataan bermeterai. Namun, belakangan sejumlah pemudik itu diketahui abai dan nekat jalan-jalan keluar rumah.

Sempat Ditolak Pulang, Pelaku Perjalanan Dari Amerika Nginap di Balai Desa Karangjati Sragen

Ekspedisi Mudik 2024

Pemudik itu terpaksa dijemput petugas Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Solo lantas dibawa ke Grha Wisata Niaga.

“Hingga Kamis sore, sudah ada 70-an orang dalam pemantauan atau ODP pemudik yang kami karantina di Grha Wisata Niaga. Sedangkan ODP bergejala, kami karantina di Dalem Joyokusuman. Sudah ada tiga orang,” kata dia saat jumpa pers di Balai Kota Solo, Kamis.

Rudy, panggilan akrabnya, mengatakan saat ini ke-70 ODP di Grha Wisata telah diambil sampel darahnya untuk dicek kadar kolesterol, asam urat, dan gula darah.

Karantina Mandiri, 11.461 Pemudik di Sragen Wajib Lapor RT Harian

Jika ke depan kondisi kesehatan pemudik yang wajib karantina itu menurun, Pemkot Solo sudah memiliki catatan kesehatan mereka. “Kalau kondisinya semakin baik, 14 hari karantina bisa dilepas. Sebaliknya, apabila memburuk, harus dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.

Selain mengarantina 70 ODP pemudik, Pemkot Solo juga sudah mengantarkan kembali pelaku perjalanan yang menuju Solo ke daerah asal. Kasus pertama di Stasiun Solo Balapan, ada seorang warga Indramayu yang ingin menjemput ibunya.

Dikawal Sampai Keluar Solo

Pemkot memintanya tetap di stasiun dan menghubungi sang ibu untuk segera menyusul. Pemudik itu dipantau sampai tiket kereta apinya tercetak dan berangkat kembali ke Indramayu.

Kartasura dan Baki Masuk, Ini Zona Merah Covid-19 Sukoharjo

“Lalu ada lagi ibu yang ngeyel, akhirnya dia pilih pulang ke Surabaya. Mau diantar ke stasiun dan terminal tidak mau, akhirnya naik ojek sendiri, kami kawal sampai meninggalkan Solo. Alamat sudah kami catat,” kisah Rudy.

Kasus lain, orang Bandung dengan urusan pekerjaan akhirnya memilih kembali ke Bandung karena tidak mau menjalani karantina wajib selama 14 hari seperti pemudik lainnya di Solo. Polisi juga mengawalnya sampai keluar dari Solo.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengaku tak khawatir rumah karantina penuh apabila opsi karantina mandiri dihilangkan.

Dampak Covid-19 Karanganyar: 44 Buruh Kena PHK, 1.415 Lainnya Dirumahkan

Pemkot masih memiliki sejumlah gedung yang bisa diubah jadi rumah karantina untuk mengakomodasi pemudik. Selain itu, masyarakat di tingkat RW juga bisa menyediakan fasilitas serupa.

“Salah satu rumah untuk karantina. Suplai makanan oleh warga sendiri, ini usulan dari masyarakat sehingga kami sambut baik,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya