SOLOPOS.COM - Warga menambang pasir di Sungai Dengkeng, Cawas, saat musim kemarau,Selasa (10/7/2012). (dok)

warga menambang pasir di sungai dengkeng, cawas, saat musim kemarau,Selasa (10/7/2012). (dok)

KLATEN — Puluhan desa di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Dengkeng terancam banjir seiring datangnya musim hujan kali ini. Selama setahun tidak ada program normalisasi sungai berupa pengerukan sedimentasi di anak Sungai Bengawan Solo tersebut.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

 Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, Harjaka, mengatakan normalisasi Sungai Dengkeng menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Namun, selama 2012 ini, BBWSBS tidak menggulirkan program normalisasi Sungai Dengkeng. “Tahun ini, normalisasi difokuskan di anak Sungai Dengkeng seperti Kali Ujung,” ujar Harjaka kepada Espos, Minggu (21/10).
 Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, puluhan desa yang berada di DAS Dengkeng terancam banjir seiring datangnya musim penghujan kali ini. Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana BPBD Klaten, Joko Roekminto, mengatakan puluhan desa tersebut tersebar di enam kecamatan yakni Prambanan, Gantiwarno, Wedi, Bayat, Cawas dan Karangdowo. Puluhan desa tersebut selama ini kerap menjadi langganan banjir luapan dari Sungai Dengkeng. “Karena tidak ada upaya normalisasi selama setahun, diperkirakan sedimentasi sudah meninggi. Hal itu bisa memicu tanggul jebol,” papar Joko.
 Joko meminta warga di sepanjang DAS Dengkeng waspada terhadap potensi banjir tersebut. Dia memperkirakan intensitas hujan meninggi pada Desember hingga Januari mendatang. Jika intensitas hujan meninggi, pihaknya akan mengusulkan Bupati Klaten mengeluarkan SE tentang Siaga Darurat Banjir. “Sementara ini intensitas hujan belum tinggi. Kalau memang mendesak, nanti kita bisa mengusulkan terbitnya SE secepatnya,” papar Joko.
 Sementara itu, Kepala Desa Brangkal, Kecamatan Wedi, Sriyanto, mengatakan puluhan hektare lahan pertanian dan permukiman warga di beberapa dukuh tergenang banjir pada 2010 dan 2011. Banjir tersebut berasal dari luapan Kali Ujung yang menjadi anak Sungai Dengkeng. “Saat itu tanggul sungai jebol karena tingginya sedimentasi Kali Ujung. Saat ini normalisasi Kali Ujung masih berlangsung. Setelah dinormalisasi, kami berharap potensi banjir bisa ditanggulangi,” harap Sriyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya