SOLOPOS.COM - Pedagang daging ayam di Pasar Bunder Sragen sepi pembeli sejak adanya wabah virus corona, Minggu (5/4/2020). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Penjualan daging ayam di Sragen turun 50 persen karena tidak ada orang hajatan dan tidak ada orang piknik. Harga daging ayam juga turun dari harga Rp34.000/kg menjadi Rp30.000/kg bahkan ada yang sampai Rp28.000/kg selama 1-2 pekan terakhir.

Turunnnya harga daging ayam tersebut berlangsung selama wabah virus corona terjadi di Bumi Sukowati. Anjloknya harga dan permintaan daging ayam potong tersebut membuat omzet para pedagang daging ayam di Pasar Bunder Sragen juga ikut turun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pesta Seks saat Pandemi Corona, Kyle Walker Minta Maaf

Seorang pedagang daging ayam asal Karangtengah, Sragen, Tinuk, 52, saat ditemui Solopos.com, Minggu (5/4/2020), menyampaikan harga daging ayam pada Minggu di antara Rp28.000-Rp30.000/kg. Dia mengatakan harga tersebut turun sejak 2-3 hari terakhir.

Wajib Digunakan Saat Berpergian, Apa Sanksi Jika Tak Gunakan Masker?

"Saya tidak tahu persis mengapa harga daging ayam turun. Saya menduga karena tidak ada orang hajatan mantu atau hajatan lainnya, tidak ada piknik, arisan, dan seterusnya. Jadi warga tidak membutuhkan daging ayam dalam jumlah besar. Stok ayam potong di peternak melimpah tetapi animo permintaan rendah. Daripada tidak laku makanya harga daging ayam turun," ujar Tinuk.

Siswi SMP Diperkosa Pelatih Pramuka, Dibunuh & Dibuang ke Hutan

Dia menjelaskan ayam potong hidup itu sampai dijual keliling kampung agar laku. Dampak atas turunnya harga itu, lanjut dia, banyak pedagang daging ayam di Pasar Bunder lesu.

Tinuk mengaku biasanya sebelum ada wabah virus corona bisa menyembelih 60 ekor ayam potong per hari. Namun, sekarang ia hanya bisa habis 20 ekor ayam potong per hari.

Gara-Gara Corona, Pamong Desa Sidowayah Klaten Kerja Sabtu-Minggu

Daya Beli Masyarakat Turun

Pedagang daging ayam lainnya, Inem, 40, menyampaikan harga daging ayam sekarang turun dari Rp33.000-Rp34.000/kg menjadi Rp30.000/kg sejak ada wabah virus corona. Harga itu sudah ditentukan peternak karena permintaan turun.

"Daya beli masyarakat rendah karena hanya memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Pendapatan kami pun turun sampai 50 persen selama ada wabah virus corona karena sepi pembeli," ujar dia.

Update! Pasien Sembuh Corona di Jateng Jadi 14 Orang, Ini Rinciannya

Pedagang daging ayam asal Sragen, Sumarni, 60, menyampaikan harga daging ayam turun Rp2.000/kg sejak 2-3 hari terakhir. Sumarni mengatakan daging ayam tidak laku di pasar karena banyak daging ayam diobral keliling kampung.

"Kalau diobral keliling kampung maka pedagang di pasar menjadi sepi pembeli. Sekarang saya menyembelih 25 ekor ayam dan dijual tidak habis dalam sehari. Biasanya saya menyembelih di atas 25 ekor per hari," kata Sumarni.

Pulang dari Bali, Warga Sangkrah Solo Sempat Marah Tak Mau Didata

Sementara itu, Kabid Pembinaan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen, Muh. Farid Wajdi, mengatakan turunnya harga daging ayam itu logis karena hukum pasar jalan.

Dia mengaku belum melihat secara detail turunnya harga penjualan daging ayam di Sragen. Dia melihat harga gula mulai turun, harga cabai, bawang putih, dan kedelai mulai ada kenaikan.

Penerbangan Internasional Bandara Adi Soemarmo Turun 21,05%

"Kalau omzet pedagang anjlok sampai 50 persen ya logis juga karena selama wabah virus corona pembeli yang datang ke pasar juga anjlok karena tidak berani ke pasar. Secara umum harga belum melebihi nilai koefisien sehingga naik turunnya harga masih normal," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya