SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pantai Selatan DIY masih menjadi idola para imigran gelap untuk berlabuh menuju Australia. Pada Jumat (17/2) setidaknya Polres Bantul menangkap 35 imigran gelap yang hendak melaut dari Pantai Samas, Bantul.

Ada yang patut diacungi jempol dalam peristiwa ini, yakni keaktifan warga pesisir yang berinisiatif melaporkan adanya penyewa perahu nelayan mencurigakan. Pemilik perahu, yakni nelayan di Pantai Samas, tak mau tutup mata melihat adanya hal tak beres. Padahal sebetulnya bisa saja dia cuek toh harga sudah cocok dan keuntungan masuk kantong.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

Aksi penangkapan para imigran, memang lebih sering diawali adanya laporan dari warga pesisir yang mencurigai aktivitas tak biasa yang terjadi di lingkungannya. Sensitifitas warga pesisir ini telah menjadi semacam ‘intelijen’ tak dibayar dalam sebuah drama penangkapan imigran gelap. Sudah selayaknya, orang-orang yang tulus menjaga pesisir dari perbuatan ilegal ini diberikan penghargaan.

Menyorot peristiwa Pantai Samas, ada sejumlah pihak terlibat dalam peristiwa itu. Bahkan diduga ada keterlibatan anggota TNI yang mengawal perjalanan para imigran itu dari Jakarta hingga ke Jogja. Itulah kenapa sopir minibus sewaan mengaku merasa tenang meski dia menyadari ada yang tidak beres dengan penumpangnya.

Jasa pengiriman imigran melalui Samudera Hindia ke Australia sudah menjadi semacam jaringan yang membentuk sindikat kuat. Bahkan ada dugaan, jaringan ini justru melibatkan dukungan dari anggota militer, orang-orang yang semestinya menjadi penjaga lalu lintas antar kedaulatan seperti laut selatan Jawa.

Selama ini belum pernah terdengar penegak hukum mengusut tuntas kasus imigran gelap ini. Belum diketahui, siapa sebetulnya otak-otak di balik sindikat ini. Padahal pengungkapan jaringan ini, setidaknya bisa menekan terjadinya peristiwa serupa dan tumbuhnya jaringan baru lainnya. Ketegasan diperlukan oleh penegak hukum.

Bisnis ilegal penyelundupan imigran ini bisa dikatakan muncul karena ada permintaan dan penawaran. Logikanya, tidak akan ada imigran gelap jika tidak ada penawaran jasa penyelundupan. Dan tidak akan ada jasa ilegal penyelundupan imigran jika tidak ada kebutuhan dari para imigran ini.

Oleh karena itu, kami mendorong pengusutan tuntas kasus imigran gelap ini. Jangan hanya mengkasuskan orang-orang yang terlibat langsung dalam kejadian. Cari otaknya hingga ketemu. Dengan pengusutan tuntas hingga ke otak jaringan, perbuatan ilegal ini bisa dicerabut sejak dari akarnya.

Tegakkan hukuman dengan tegas tanpa pandang bulu sekalipun ada aparat terlibat di dalamnya sekalipun. Hukum berat aparat yang terlibat sebagai peringatan bagi aparat lain agar jangan coba-coba meraup keuntungan pribadi dari bisnis ilegal ini. Jangan biarkan, aparat yang semestinya menjaga kedaulatan wilayah, justru membiarkan para imigran ini lalu lalang dengan bebas.

Terakhir, sebar intelijen lebih banyak untuk mengendus jaringan ini. Tak bisa seterusnya mengawasi lalu lintas imigran gelap hanya mengandalkan laporan penduduk pesisir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya