SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mengembangkan pasar China saat ini terbuka lebar bagi kalangan bisnis di DIY. Bagaimana tidak, Senin (25/6) bertempat di The Rich Jogja Hotel,  Lembaga Kerja sama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia-China (LIC) DIY dikukuhkan. Lembaga ini adalah pintu masuk untuk menggarap pasar China.

Selama ini kita sering mendengar pasar mainan di DIY dibanjiri produk China. Belum lagi, batik lokal juga terancam dengan kehadiran batik China. Selama beberapa dekade produk China membanjiri pasar lokal. Fakta membuktikan dalam beberapa komoditas, barang lokal tak bisa menjadi tuan di negeri sendiri, meski hanya mainan anak-anak.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Produk hasil industri China terkenal berharga murah. Ini mengapa barang asal China bisa diterima semua lapisan masyarakat terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Meski secara kualitas, produk China tak terlalu baik, namun dari segi harga sangat pas di kantong masyarakat. Selama ini industri China sangat konsern menggarap produk massal.

Nah, kehadiran Lembaga Kerja sama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia-China harus memiliki andil yang signifikan. Lembaga ini bisa dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha dan pemerintah untuk menggarap potensi pasar di China. LIC adalah fasilitator untuk menghubungkan pasar lokal dengan pasar China.

Seharusnya, LIC bisa menguntungkan kedua belah pihak. Kerja sama ini tak hanya untuk memuluskan pemasaran produk China di Indonesia, namun juga bagaimana produk industri Indonesia bisa masuk di pasar China.

Keberadaan LIC diharapkan bisa menjadi wadah bagi kalangan industri dalam negeri untuk sharing informasi tentang komoditas apa yang bisa dipasarkan di China. Atau sektor apa yang bisa digarap pengusaha asal Indonesia.

Sepakat dengan apa yang disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, pasar China sangat potensial. Kalangan pengusaha di DIY bisa menjadi penyuplai bahan baku industri atau bahan penolong di China.

Keberadaan LIC di DIY sebagai Kota Pendidikan juga bisa dianggap sebagai angin segar. Pasalnya, kerja sama dengan China dalam tuuh LIC tak hanya melulu soal ekonomi, tapi juga pendidikan. LIC bisa menjadi salah satu alternatif bagi kalangan dunia pendidikan di DIY untuk mulai menjajaki China.

Namun semua harapan selangit untuk LIC ini tak akan terealisir jika LIC hanya menjadi lembaga yang elitis. Bagaimana pun lembaga ini harus membumi di kalangan pelaku ekonomi di DIY, dunia pendidikan dan lainnya. Untuk itu, keberadaan LIC perlu disosialisasikan kepada warga DIY agar semakin banyak sektor yang bisa diberdayakan.

Sekali lagi, harapannya LIC tidak menjadi hanya sekadar slogan atau lembaga yang pernah dilahirkan namun tak terdengar dan terlihat kiprahnya. Selama ini sudah banyak lembaga yang dibuat dan diresmikan namun tak terdengar kiprahnya untuk memberdayakn masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya