SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Suka atau tidak suka, listrik sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan. Elemen ini ikut menentukan percepatan kemajuan sebuah wilayah. Berkembang atau tidaknya usaha ekonomi, informasi, pendidikan dan lain sebagainya sangat tergantung oleh listrik.

Fakta semacam itu yang menjadikan kebutuhan akan listrik sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Dan karena begitu penting, maka listrik telah menjadi hak seluruh rakyat yang harus dipenuhi oleh negara.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Tetapi kenyataan di depan mata, ribuan warga yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai saat ini belum juga merasakan listrik. Di Kulonprogo misalnya, 29 dusun yang berada di 15 desamasih dalam kegelapan.

Sebagian dari mereka harus berjuang sendiri untuk bisa mendapatkan aliran listrik. Mereka mencari aliran dengan cara swadaya. Tak peduli risiko yang harus dihadapi. Kabel-kabel dengan arus listrik ditarik dan dipasang dengan seadanya tanpa standar keamanan yang memadahi. Akibatnya, korban pun kerap berjatuhan karena terkena aliran listrik.

Itupun masih dianggap beruntung. Setidaknya mereka punya dana untuk menarik aliran listrik secara swadaya meski dengan risiko tinggi. Sebagian yang lain tetap harus rela hidup benar-benar tanpa listrik karena secara ekonomi mereka tidak mampu.

Pemerintah, baik melalui Pemkab setempat dan PLN menyatakan persoalan biaya menjadi kendala pemenuhan listrik warga. Kondisi geografis kawasan Menoreh yang berbukit-bukit disebut sebagai penyebab tingginya biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk menerangi daerah itu. Istilah gampangnya, biayanya terlalu mahal untuk memberi listrik kepada rakyat yang ada di perbukitan tersebut.

Tetapi jika mau jujur, istilah mahal sebenarnya relatif. Jika memang untuk kebutuhan rakyat, mahal bukanlah sebuah kendala. Apalagi efek dari pengeluaran dana yang barangkali memang besar itu juga sebanding. Sekali lagi ingat, listrik akan mendorong sejumlah kemajuan. Pendidikan menjadi lebih baik, informasi semakin lancar, perekonomian bergerak lebih cepat. Jika melihat efek yang begitu besar, maka mahal bukanlah sebuah alasan.

Toh selama ini para pejabat dan anggota Dewan juga melakukan berbagai kegiatan yang mahal dengan alasan demi rakyat. Kunjungan kerja yang menghabiskan dana ratusan juta bahkan miliaran rupiah dianggap tidak mahal karena mereka menilai hal itu penting untuk rakyat. Logika pikir yang seharusnya sama ketika bicara soal listrik untuk rakyat.

Jika memang kondisi geografis yang sulit ditembus, teknologi yang ada sekarang ini juga sangat memungkinkan penyediaan listrik dengan energi alternatif. Teknologi tenaga surya sudah jamak dilakukan. Lagi-lagi jika dinilai dari anggaran, memang akan menunjukkan angka besar. Tetapi sekali lagi ingat, untuk mensejahterakan rakyat memang butuh sesuatu yang mahal. Intinya, pemerintah harus benar-benar serius untuk segera menuntaskan masalah ini dan memenuhi hak rakyat akan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya