SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bicara soal dunia pariwisata di Jogja, ikon daerah kunjungan yang kerap terlintas di mata para pelancong, baik domestik dan asing adalah Malioboro. Begitu kuat nama itu dipikiran mereka. Padahal, di Provinsi DIY masih banyak destinasi wisata lainnya yang tersebar di daerah Sleman, Bantul, Kulonprogo hingga ke Gunungkidul…

Sebut saja daerah Pantai Parangtritis (Bantul), Wisata Merapi (Sleman), wisata gua (Gunungkidul), dan arung jeram di sungai Kulonprogo. Itu baru sedikit yang belum maksimal dikelola dan dijadikan daerah tujuan wisata yang lebih bernilai di DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti halnya Bali, pemerintah daerah di provinsi itu selalu mendata dan memperbarui daerah destinasi wisata baru setiap tahunnya. Tujuannya tentu saja menjadikan Bali agar memiliki sesuatu yang baru untuk dikunjungi…

Mungkin saja Malioboro lebih dikenal karena promosi yang hanya terpusat kepada Kota Jogja atau karena historis kota yang dulu pernah menjadi pusat pemerintahan sementara RI, menjadikan tingkat kunjungan wisata di daerah ini sangat tinggi.

Dari rata-rata kunjungan wisata sebanyak 180.000 hingga 200.000 orang per bulan ke DIY, sekitar 70% di antaranya mengunjungi Malioboro…

Kondisi ini seperti menggambarkan, daerah tujuan wisata di daerah Jogja hanyalah Malioboro…

Jadi tidak usah heran, karena kondisi ini, menjadikan pusat ekonomi yang berkaitan dengan wisatawan, berkembang pesat di lokasi yg dekat dengan Malioboro, lihat saja daerah kawasan Patuk, Beringharjo yang selalu ramai dan jalanan di daerah itu sering macet.

Hal ini tentunya karena penumpukan kunjungan yang terpusat di jalanan yang di bangun tidak terlalu lebar itu.

Imbasnya, kemacetan memengaruhi sebagian besar jalanan utama di Jogja. Karena masalah ini pula, pejabat daerah pernah mengimbau agar warga Jogja tidak mendatangi Malioboro saat musim liburan tiba…

Cuma menjadi aneh, warga Jogja kok dilarang menikmati kotanya saat musim liburan.

Lain keluhan warha, lain pula persoalan para supir bus yang membawa para wisatawan ke Jogja. Bahkan karena persoalan lalu lintas yang semrawut saat musim liburan itu, membuat para supir bus dari Jawa Timur menyatakan akan memboikot wisatawan dari daerah mereka menuju Jogja…

Alaannya karena mereka kesulitan masuk Jogja. Jalanan yang macet justru membuat biaya mereka menjadi naik. Belum lagi sebuah aturan yang mewajibkan mereka parkir di luar daerah pusat oleh-oleh

Aturan ini menjadikan mereka tidak mendpat insentif atas tamu yang mereka angkut ke daerah pusat belanja itu.

Lalu apa yang harus dilakukan? Mungkin saatnya DIY membuat peta biru daerah wisata termasuk penyiapan infrastruktur pendukung yang terintegrasi…Inipun kalau DIY mau berfokus untuk menjaring kunjungan wisata yang terus meningkat dan menjadi Bali kedua di Indonesia…

Buatlah DIY nyaman buat pariwisata…Biarkan mereka memilih daerah tujuan wisata yang menarik…Promosikanlah, di Jogja bukan hanya ada Malioboro..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya