SOLOPOS.COM - Ilustrasi jemaah berfoto seusai umrah di Masjidil Haram (JIBI/Solopos/Antara/Saptono)

Solopos.com, SOLO—Rencana pembukaan penerbangan internasional di Arab Saudi pada akhir tahun ini menjadi angin segar bagi pasar umrah di Indonesia, tak terkecuali Soloraya.

Biro perjalanan umrah dan haji pun gigit jari selama tujuh bulan karena tak bisa memberangkatkan jemaah sebagai dampak penyetopan pasar umrah oleh Pemerintah Arab Saudi gara-gara wabah Covid-19. Persaudaraan Pengusaha Travel Umrah dan Haji Indonesia (Perpuhi) Solo mencatat ada penumpukan sekitar 30.000-an jemaah yang tak bisa berangkat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Perpuhi Solo, Her Suprabu, mengatakan sejak Februari 2020 Biro Umrah dan Haji tidak ada pemberangkatan. Alhasil, beberapa di antaranya terpaksa merumahkan karyawannya. Sedangkan lainnya para pelaku usaha travel umrah dan haji ini banting setir usaha lain.

“Kami mendorong teman-teman agar suvive dengan membikin usaha lainnya. Di sisi lain, ada kabar baik karena mulai Januari 2021 Arab Saudi membuka penerbangan internasionalnya. Artinya, ini sebelum pemberangkatan umrah sudah dibuka lagi, yakni 1 Desember 2020,” ujarnya, kepada wartawan, Selasa (21/9/2020).

Tanggapi Temuan Beras Plastik, Bulog Klaim Beras Bansos Terjaga!

Penumpukan Jemaah Capai 30.000 Orang

Her menambahkan meski tak memberangkatkan jemaah, banyak calon jemaah yang mendaftar umrah. Menurutnya, calon jemaah ini sebagian besar menitikberatkan yang terpenting sudah melaksanakan niat dengan mendaftar umrah. Sedangkan terkait pemberangkatan tinggal menunggu situasi membaik.

Selain itu, penyetopan pemberangkatan umrah ini berakibat pada adanya penumpukan jemaah sekitar 30.000 orang di Soloraya. Rinciannya 20.000 jemaah umrah baru dan 10.000 jemaah yang batal berangkat sejak Februari 2020.

“Otomatis yang diprioritaskan berangkat nanti yang tertunda atau batal karena Covid-19. Misalnya di Dewangga ada 700 orang yang batal berangkat kemarin, ini yang kami utamakan. Akan tetapi, kami belum tahu sistemnya. Apakah di Arab Saudi ada pembatasan umur atau tidak,” kata pemilik Biro Umrah dan Haji Dewangga Lil Hajj tersebut.

Amankah Konsumsi Makanan Beku Siap Santap?

Perkiraan Kenaikan Biaya

Di samping itu, penundaan pemberangkatan umrah ini diperkirakan terjadi kenaikan biaya. Pihaknya memprediksi ada kenaikan biaya umrah sekitar 25% dari harga yang tercantum. Sebagai gambaran, jika nanti berangkat 1 Januari 2021 saat vaksin Covid-19 sudah ditemukan atau belum, protokol kesehatan tentu tetap diterapkan.

Konsekuensinya, ada pembatasan jarak pada transportasi hingga kamar hotel di Arab Saudi. Jika biasanya 1 kamar diinapi 4 orang, maka kemungkinan hanya diperbolehkan 1 orang. Begitu halnya dengan tempat duduk di pesawat maupun transportasi lainnya. Praktis, aturan ini berujung pada perubahan harga.

“Misalnya, sekarang piknik ke Turki sudah bisa. Tapi, ada tambahan biaya untuk tes usap dua kali, yakni berangkat dan pergi, sekitar Rp2,4 juta,” katanya.

Sementara itu, salah satu jemaah umrah, Adit, yang batal melaksanakan ibadah umrah pada Februari lalu mengaku pasrah. Saat itu ia dan sang istri beserta keluarga istrinya sudah berada di Bandara Adi Sutjipto.

“Dulu itu kami sudah mau boarding, ada email dari Arab Saudi itu. Tapi bagaimana lagi, demi keamanan juga kan. Kalau berangkat lagi kapan kami belum tahu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya