SOLOPOS.COM - Lampion khas Cina dan lampu-lampu menghiasi kawasan Pasar Gede, Solo, (Ardhiansyah IK/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Untuk kali pertama di Kota Solo digelar Solo Imlek Festival (SIF), yang dipusatkan di kawasan Benteng Vastenburg. Kawasan Jl Jenderal Sudirman (Jensud) hingga kawasan Pasar Gede Solo pun bertebar lampion.

Lentara merah berumbai dengan tulisan huruf Cina di bagian tengahnya menghiasi sepanjang jalan penghubung Balai Kota dan Pasar Gede Solo. Lentera berbahan kertas itu dikenal dengan istilah lampion.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tak hanya lampion berbentuk seperti bola itu, lampion berbentuk hewan pun dipajang di sepanjang Jl. Jenderal Sudirman. Lampion hewan ini berukuran besar, setinggi satu meter.

Lampion hewan itu melambangkan zodiak Tionghoa, yang dikenal dengan nama shio. Dalam astrologi Cina mengenal 12 shio, yakni shio tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi.

Lampion shio itu menjadi tempat yang menarik bagi para warga untuk berpose di depan kamera. Mereka mengabadikan momentum Implek dengan berfoto dengan lampion besar tersebut.

Aktivitas menyambut Tahun Baru Imlek tak hanya terfokus di kompleks Pasar Gede. Sejak tahun ini, masyarakat Tionghoa melebarkan sayap dengan menggelar Solo Imlek Festival (SIF) yang bertempat di halaman Benteng Vastenburg.

Halaman di samping Bank Danamon itu yang semula banyak ditumbuhi semak belukar disulap para pegiat Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) menjadi tempat display portabel untuk memajang produk-produk unggulan. Stan-stan beratap seng dengan tiang bambu itu ditata secara rapi seperti bazar pasar malam.

Ada 88 stan yang disediakan PMS. Puluhan stan itu dimanfaatkan masyarakat untuk memajang mobil, sepeda motor, pakaian, hingga makanan. Bukan hanya orang Tionghoa yang menjajakan dagangan dalam SIF 2014 itu. Tak sedikit orang Jawa turut berpartisipasi dalam kegiatan itu.

“Festival Imlek ini seperti Sekaten jilid II, karena pengunjungnya ramai dari semua kalangan. Kalau siang tak banyak pengunjung, tapi sejak pukul 18.00 WIB, warga seperti tumplek blek di depan benteng ini,” kata Aris, 23, salah satu sales promotion boy (SPB) Batik Semar Solo, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (25/1), siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya