SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Tahun Baru 2017, jumlah pendaki di Gunung Merapi pada turun drastis.

Solopos.com, BOYOLALI — Antusiasme pendaki Gunung Merapi pada malam pergantian tahun 2016-2017 menurun drastis dibandingkan momen yang sama tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi cuaca yang masih ekstrem diperkirakan menjadi pemicu menurunnya jumlah pendaki Merapi pada malam tahun baru. Berdasarkan informasi di Pos Pendakian Barameru Merapi, pada malam pergantian tahun 2015-2016, jumlah pendaki mencapai 1.600 orang.

Sedangkan jumlah pendaki Merapi, Sabtu (31/12/2016) malam, hanya berkisar 1.000 orang. Jumlah ini bahkan lebih sedikit dibandingkan antusiasme pendaki saat peringatan HUT Kemerdekaan RI pada Agustus lalu.

Petugas pos pendakian Merapi tidak perlu mengalihkan pendaki ke Gunung Merbabu. “Memang belakangan cuaca masih sangat ekstrem sehingga tren jumlah pendaki ada penurunan. Namun, tadi malam cuaca di sepanjang jalur pendakian Merapi cerah dan tidak hujan. Hingga siang ini [Minggu, 1/1/2017], aktivitas pendakian aman terkendali,” kata Koordinator SAR Barameru Merapi, Samsuri, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.

Dari 1.000-an pendaki, hingga Minggu siang sekitar pukul 11.00 WIB, sudah ada 200-an pendaki yang turun. “Jadi masih banyak yang di atas, tapi mereka berangsur-angsur bergerak turun.”

Selama malam pergantian tahun, SAR Barameru mengerahkan 45 anggotanya untuk pengamanan pendakian. Selain dari Barameru, mereka juga dibantu sukarelawan dari berbagai daerah seperti Semarang, Solo, dan Magelang.

Beruntung, selama aktivitas pendakian malam tahun baru tidak ada laporan insiden apa pun, baik kecelakaan pendakian maupun pendaki tersesat. “Sampai siang ini tim kami masih tetap standby di pos. Mudah-mudahan aman sampai seluruh pendaki yang ingin merayakan tahun baru di Merapi kembali ke daerah asal,” ujar dia.

Di satu sisi, Samsuri mengatakan penurunan jumlah pendaki pada tahun baru kali ini tidak ada kaitannya dengan isu seputar kenaikan status Gunung Merapi yang belakangan sempat membuat geger warga di Selo dan Cepogo, Boyolali.

“Itu kan hanya isu. Merapi masih berstatus normal. Tapi pendaki tidak ada yang mempertimbangkan masalah status Merapi, istilahnya tidak ada yang nggagas masalah seperti itu,” ujar dia.

Seperti diketahui, berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), sepekan menjelang pergantian tahun terjadi satu kali gempa multifase dan lima kali gempa tektonik. Namun, aktivitas kegempaan itu masih dalam kategori normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya