SOLOPOS.COM - Ilustrasi berang-berang (fergusonmuseumorg)

Solopos.com, JAKARTA -- Hasil sebuah penilitian tahun 2007 di International Journal of Toxicology menyebutkan jika aroma vanila ternyata mirip bau dubur berang-berang.

Mengutip Detikinet, Senin (19/4/2021), Dubur berang-berang mengeluarkan goo alias zat lengket atau berlendir yang disebut castoreum, yang digunakan hewan untuk menandai wilayah mereka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS mencantumkan castoreum sebagai zat aditif yang aman. Produsen wewangian telah menggunakannya secara ekstensif dalam parfum dan makanan selama 80 tahun.

Baca Juga : Giliran Tongkat Nabi Musa Dicari Setelah Temuan Kereta Firaun

"Saya mengangkat ekor hewan itu, dan saya seperti menempelkan hidung di dekat pantatnya," kata Joanne Crawford, seorang ahli ekologi satwa liar dari Southern Illinois University, seperti dikutip dari National Geographic.

Castoreum adalah senyawa kimia yang sebagian besar berasal dari kantung dubur berang-berang letaknya di antara panggul dan pangkal ekor. Karena letaknya yang dekat dengan kelenjar anal, castoreum sering kali merupakan kombinasi dari sekresi kelenjar dubur, sekresi kelenjar anal, dan urine.

Alih-alih berbau menjijikkan, castoreum memiliki aroma musky vanila, itulah sebabnya para ahli dan ilmuwan makanan suka memasukkannya ke dalam resep. Namun, membuat berang-berang agar menghasilkan kantung dubur untuk keperluan pengolahan makanan adalah hal yang sulit.

Vanili Sintetis

Ahli makanan yang bertekad mendapatkan zat lengket tersebut harus membius hewan tersebut dan kemudian memerah bagian bawahnya. Rasa vanila pada makanan yang dibuat secara massal di pabrik memang tidak berasal dari tanaman vanila asli. Ini berkaitan dengan mahalnya harga vanila, apalagi kalau digunakan dalam jumlah yang sangat banyak.

Salah satu solusinya yakni menggunakan castoreum. Saking banyak perusahaan yang mencari ekstrak dubur berang-berang, akhirnya banyak perburuan liar yang kemudian membuat populasi berang-berang semakin sedikit. Sebagai gantinya, ada bahan alami berbasis tumbuhan yang juga menghasilkan aroma mirip vanila.

"Seorang ahli kimia asal Jerman menemukan bahwa vanillin [salah satu bahan kimia yang bertanggung jawab atas rasa vanilla] dapat diekstraksi dari berbagai tumbuhan. Ekstrak tumbuhan ini kemudian dikenal sebagai vanili sintetis," ujar Robert.

Baca Juga : Bukit Algoritma, Inilah Silicon Valley Milik Indonesia Berlokasi Di Sukabumi

Ditemukannya ekstrak vanila dari tumbuhan ini menjadikan perburuan kantung dubur berang-berang lambat laun berhenti. Kini produsen makanan berhenti menggunakan ekstrak dubur berang-berang.

Meskipun demikian, ada satu minuman khas Swedia yang masih diolah menggunakan ekstrak dubur berang-berang. Minuman ini dikenal dengan sebutan Bäverhojt dan dibuat dengan cara merendam dubur berang-berang di dalam botol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya