Tahukah Anda? Peniti sudah ada sejak berabad abad lalu.
Solopos.com, SOLO — Peniti merupakan sebuah variasi dari jarum yang dilengkapi dengan mekanisme pegas sederhana dan cantelan sehingga fungsi dari jarum dapat lebih berkembang.
Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra
Dikutip dari Wikipedia.org, cantelan atau pengait pada peniti ini memiliki fungsi ganda, yakni pertama untuk membentuk ikatan tertutup berguna untuk mengencangkan pada bahan yang dikaitkan, kedua sebagai penutup ujung jarum yang runcing sehingga tidak membahayakan bagi pengguna.
Peniti sering digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan kain. Ternyata peniti kuno dulunya berasal dari Mycenaeans yang telah hadir sejak abad ke-14 sebelum masehi (akhir zaman Mycenaean III).
Pada waktu itu, peniti dikenal dengan nama fibulae (fibula) dan digunakan untuk fungsi yang sama seperti peniti modern saat ini. Faktanya, fibulae diperkenalkan pertama pada abad 14 dan 13 sebelum masehi berbentuk seperti peniti. Fibulae asli dijelaskan dalam buku karya Chr. Blinkenberg’s 1926 yang berjudul Fibules grecques et orientales.
Peniti diciptakan kembali pada Juli 1849 oleh Walter Hunt, seorang asal Amerika yang kemudian membuat hak cipta peniti ini. Menurut Dick Hebdige, pada pertengahan 1970-an di Britania Raya, sub-kebudayaan punk telah memasukkan peniti dalam gaya punk mereka untuk menunjukkan kaum muda kelas pekerja setelah perang.
Peniti selanjutnya dikenal sebagai salah satu gaya hidup yang digunakan komunitas punk tersebut. Gaya penampilan menggunakan peniti atau pin ini diambil dari seorang tokoh bernama Richard Hell yang pernah dilihat oleh kaum punk di sebuah majalah punk.
Menurut beberapa dokumen bahwa gaya ini didasarkan pada kesan yang ditangkap dari Richard Hell saat ia di New York mengelola The New York Dolls. Kini, peniti terus mengalami perkembangan. Bahkan bentuknya pun banyak divariasikan dengan berbagai tambahan aksesori, yang dimanfaatkan sebagai aksesori kecantikan maupun hiasan bagi kaum perempuan.