SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong><a href="http://solopos.com/" target="_blank">Solopos.com</a>, SOLO &ndash;</strong> Para orang tua tak jarang mengomeli anaknya yang kedapatan terlalu lama bermain ponsel pintar atau smartphone. Namun, apakah Anda para orang tua sudah mengerti efek yang dirasakan anak apabila melihat orang tuanya terlalu sibuk dengan <em>smartphone</em>? <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180415/485/910057/tahukah-anda-penyebab-perut-kenyang-bikin-ngantuk" target="_blank">Tahukah Anda </a>&nbsp;terlalu sibuk dengan&nbsp;<em>smartphone&nbsp;</em>bisa membuat anak depresi?<br /><br />Dilansir <em>Psychology Today</em>, Kamis (26/4/2018), di zaman seba digital ini mau tak mau smartphone masuk di sela-sela setiap interaksi orang tua dan anak. Meski sudah berusaha mengurangi intensitas menggunakan smartphone di depan anak, sudah kah hal itu bisa dilakukan 100%?<br /><br />Untuk meneliti hal itu, tim <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180419/489/911490/analisis-psikolog-tentang-kasus-penyerangan-bonek-di-solo" target="_blank">psikolog</a> melakukan riset dengan teknik <em>still face paradigm</em> yang disesuaikan dengan kondisi sekarang . Teknik yang dikembangkan oleh Dr.Ed Tronick ini sebenarnya digunakan untuk mengetes respons bayi atau anak-anak saat orang tua mereka tak bisa diajak komunikasi selama beberapa saat.<br /><br />Versi orisinal tes tersebut meminta ayah atau ibu seorang bayi 1-2 tahun untuk mengajak anaknya berkomunikasi selama beberapa menit. Setelah itu si orang tua diminta diam saja selama satu menit, tak merespons anaknya dan memasang raut wajah datar.<br /><br />Di saat orang tua terdiam itu bayi akan menunjukkan ekspresi sebal dan cemas. Namun hal itu segera hilang setelah satu menit. Bayi akan lega dan kembali girang di depan orang tua mereka. Dari tes <em>still face paradigm</em> disimpulkan apabila orang tua tak merespons anaknya dan itu terjadi dalam jangka panjang, maka akan muncul kondisi mirip depresi pada diri si anak.<br /><br />Terkait orang tua yang terlalu sering menggunakan <em>smartphone</em> di depan anaknya, psikolog asal New York, Amerika Serikat, Dennis-Tiwary, membuat tes <em>still face paradigm</em> dengan cara mengganti orang tua yang diam saja dengan orang tua yang sibuk menjawab pertanyaan di ponsel selama satu menit. Hasil yang ditemukan sama dengan tes versi orisinal.</p><p>Bayi yang melihat orang tuanya sibuk dengan ponsel memunculkan tekanan perasaan, memunculkan emosi negatif, tak mau mengeksplor hal lain, tak tertarik dengan mainan di sekitarnya. Anak akan kembali ceria setelah orang tua meletakkan ponsel. Namun perlu dicatat, bagi anak yang sudah terlalu kerap kesal karena orang tuanya terlalu sibuk dengan ponsel, kemampuan untuk memunculkan emosi positifnya pun berkurang.<br /><br />Dalam kalimat lain, melihat orang tua terlalu sibuk dengan ponsel adalah latihan bagi anak untuk tumbuh menjadi pembenci, tak percaya diri, hingga tak suka dengan hal baru.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya