SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Black box menjadi benda yang paling dicari setelah terjadinya kecelakaan pesawat terbang. Benda ini menyimpan rekaman percakapan pilot di dalam kokpit sampai terjadinya kecelakaan tersebut. Tak ayal, benda ini menjadi buruan yang sangat penting dan wajib ditemukan.

Tak seperti namanya, black box saat ini berbentuk kotak berwarna oranye terang. Kotak ini selalu dicari setelah terjadi kecelakaan pesawat karena dapat menginformasikan berbagai hal, mulai dari tekanan udara hingga kondisi cuaca selama penerbangan. Hampir sebagian besar penyebab kecelakaan pesawat terbang dapat diketahui melalui kotak hitam tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nah, tahukah Anda bagaimana asal-usul black box? Simak penjelasannya dalam rangkuman dari berbagai sumber yang disajikan Solopos.com, Kamis (1/11/2018), berikut ini:

Dihimpun dari Thoughtco, black box ditemukan oleh seorang pria Australia bernama David Warren. Kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa ayahnya pada 1934 memberinya ide menciptakan perekam data penerbangan. Pria kelahiran Groote Eylandt 1925 itu pernah bekerja di Aeronautical Research Laboratories di Melbourne, Australia, sekitar tahun 1950.

David Warren menyelesaikan prototipe pertamanya yang disebut memory unit. Sayangnya, penemuan itu lebih banyak mengundang kritik dibandingkan pujian. Namun, penemuan itulah yang menjadi dasar pembuatan black box pada masa berikutnya.

Selanjutnya, memory unit temuan David Warren dikembangkan oleh Inggris dan Amerika Serikat yang serius memproduksi black box secara massal. Sejak saat itu, keberadaan black box tidak pernah absen dalam pesawat. Black box ditempatkan pada bagian belakang atau ekor pesawat yang terdiri atas dua alat terpisah, yakni flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR).

FDR dalam black box berisi data-data penerbangan terkait berapa besar kecepatan udara, ketinggian pesawat, posisi kemudi, posisi roda, tekanan udara, dan sebagainya yang berhubungan dengan sistem teknis pesawat. Sedangkan CVR dalam black box berfungsi merekam percakapan pilot dan co-pilot di kokpit.

Black box tersebut tidak akan ikut rusak meski pesawat mengalami kecelakaan. Kotak ini didesain khusus yang tidak akan rusak dalam kondisi apapun. Jadi, semua data yang berada di dalamnya tetap aman. Hal itulah yang membuat black box menjadi benda yang amat diburu setelah terjadinya kecelakaan pesawat. Alat ini menjadi instrumen penting untuk mendapatkan informasi dan menganalisis penyebab terjadinya kecelakaan pesawat.

Kebanyakan orang mungkin bertanya-tanya mengapa black box tidak berwarna hitam, melainkan oranye terang. Warna oranye sengaja dipilih untuk membedakannya dengan komponen elektronik di dalam pesawat.

Dikutip dari Liputan 6, Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ony Soeryo Wibowo, mengatakan, semua komponen elektronik di pesawat disebut black box dan berwarna hitam. “Nah, untuk membedakan mana FDR dan CVR, maka kotak itu berwarna oranye,” katanya.

Ony menambahkan, dunia penerbangan internasional menyepakati FDR dan CVR berwarna oranye sekitar tahun 1980-an. Sebelumnya, semua komponen elektronik pada pesawat termasuk FDR dan CVR berwarna hitam. Tujuannya untuk menyerap hawa panas dan mengeluarkannya ke luar pesawat. Warna hitam dipilih karena identik dengan misteri. Itulah sebabnya FDR dan CVR disebut sebagai kotak hitam karena merpresentasikan miseri di balik kecelakaan sebuah pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya