SOLOPOS.COM - Ilustrasi smoking area (Dok/JIBI/Solopos)

Harga rokok Rp50.000 banyak ditentang. Namun sebenarnya harga rokok kian murah sejak 2003.

Solopos.com, SOLO — Wacana penaikan harga rokok menjadi Rp50.000/bungkus banyak ditentang. Meski menjanjikan kenaikan pendapatan cukai rokok, kenaikan harga ini dinilai mengancam pelaku industri rokok dan tembakau serta berpotensi meningkatkan jumlah peredaran rokok ilegal.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Selama ini, para perokok melihat harga rokok selalu naik setiap tahun. Hal ini seiring kenaikan pendapatan cukai rokok/tembakau oleh pemerintah Indonesia seperti data berikut:

Ekspedisi Mudik 2024

Pendapatan pemerintah dari cukai tembakau
Tahun USD
2005 3.548.913.043
2006 4.017.391.304
2007 4.726.086.957
2008 5.426.086.957
2009 6.019.565.217
2010 6.556.188.503
2011 7.591.921.284
Sumber: tobaccotax.seatca.org

Namun jika dilihat dari harganya, rokok di Indonesia sebenarnya semakin murah dibandingkan dengan kenaikan pendapatan atau gross domestik bruto (GDP), baik total maupun per kapita. Data dari 2000-2010 menunjukkan harga rokok kian terjangkau dari tahun ke tahun.

Hal itu tampak dari persentase perbandingan harga rokok dengan pendapatan (GDP) perkapita. Pada 2000, persentase tersebut kurang dari 0,045 persen, lalu terus meningkat hingga pada 2002 dan 2003 mencapai lebih dari 0,05 persen dari pendapatan per kapita.

Namun pada tahun-tahun berikutnya, persentase harga rokok kian rendah dibandingkan pendapatan perkapita Indonesia. Hingga pada 2010, harga rokok rata-rata per pak hanya 0,025 persen dari pendapatan per kapita.

Jadi, meskipun harga rokok terus naik karena kenaikan cukai, rokok justru kian terjangkau oleh masyarakat.

Persentase harga rokok dibandingkan pendapatan perkapita Indonesia. (tobaccotax.seatca.org)

Persentase harga rokok dibandingkan pendapatan perkapita Indonesia. (tobaccotax.seatca.org)

Hal itu seiring dengan masih tingginya angka perokok aktif di Indonesia. Data WHO menyebutkan Indonesia merupakan salah satu negara tertinggi di dunia dalam hal tingkat kelaziman orang merokok. Pada 2013, persentase kelaziman orang merokok di Indonesia berada di level 50-100%. Hanya ada tiga negara di level ini, yaitu Indonesia, Rusia, dan Papua Nugini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya