<p><strong>Solopos.com, SOLO –</strong> Pastinya Anda tak asing dengan paraf? Ya, hampir setiap guru di Indonesia menggunakan tanda yang sering di sebut dengan ponten itu di buku tugas atau ulangan muridnya. <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180415/485/910057/tahukah-anda-penyebab-perut-kenyang-bikin-ngantuk">Tahukah Anda</a> asal-usul paraf yang hampir digunakan guru dari generasi ke generasi? </p><p>Ternyata lambang ini disebut flourish of approval atau krul. Sebuah simbol asal Belanda yang digunakan untuk menilai tugas sekolah atau untuk menunjukkan seseorang telah melihat dan menyetujui sebuah paragraf.</p><p>Dikutip <em>Solopos.com</em> dari <a href="Suara.com"><em>Suara.com</em></a>, Senin (28/5/2018), krul kali pertama muncul pada awal abad ke-19 bersama dengan meningkatnya birokrasi di Belanda. Para sejarawan percaya simbol ini berasal dari huruf “g” yang ditulis dengan terburu-buru dan diartikan sebagai <em>goed</em> yang berarti bagus atau <em>gezien</em> yang berarti telah dilihat.</p><p>Simbol ini jarang digunakan di luar Belanda selain di bekas koloni Belanda seperti Indonesia, Afrika Selatan, Antillen Belanda, dan Suriname.</p><p>Tak banyak orang mengetahui asal-usul dari lambang yang sering digunakan para guru sebagai ponten tersebut. Meskipun bukan <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180430/485/913400/tahukah-anda-ortu-kebanyakan-main-smartphone-bikin-anak-depresi">pengetahuan</a> baru, tapi fakta ini cukup menuai beragam komentar dari netizen.</p><p>"<em>Kirain</em> dulu dapet ponten kayak begitu nilainya 100," tulis Dimas Nuggraha dalam akun Twitter-nya.</p><p>"<em>Bener</em> nih. Kadang suka <em>ngikutin</em> juga bikin ponten begitu," tambah Rina.</p>
Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL