SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, JAKARTA — Wisata literasi tak harus dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan-perpustakaan besar di luar negeri. Tahukah Anda jika Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki sekitar 10.000 koleksi naskah kuno dari berbagai jenis sastra.

“Ada 10.334 buah koleksi yaitu berupa aksara dan bahasa yang tersimpan di Museum,” kata Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, Sanwani Sanusi, di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu (14/9/2014), dikutip Antara.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Ia mengatakan koleksi tersebut ditulis dengan aksara Arab, Jawi, Pegon, Sunda kuno, Kaganga, Batak, dan Bugis, dalam bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, Batak, dan Lampung. “Informasi yang ada di dalam naskah kuno adalah Alquran, hadist, hukum, sejarah, hikayat, obat-obatan, teknologi, linguistik, syair dan arsitektur,” katanya.

Menurut Sanwani Sanusi, 70% naskah kuno yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI ditulis di atas kertas, 25% daun lontar, dan sisanya ada yang ditulis di kayu, bambu, dan perkamen (kulit hewan). Perkamen biasanya digunakan oleh suku Aceh untuk menulis informasi penting.

Sanwani Sanusi mengatakan dari berbagai koleksi yang ada di perpustakaan, koleksi yang paling tua adalah naskah Arjuna Wiwaha dari abad ke-14 ditulis di atas daun lontar. Untuk mengumpulkan naskah-naskah itu, Perpustakaan Nasional membentuk tim pemburu naskah kuno peninggalan sejarah dan budaya Indonesia ke seluruh pelosok daerah lokal serta beberapa negara lain.

“Kami bentuk tim pemburu naskah kuno untuk di arsipkan serta diteliti artinya,” kata Direktur Pengembangan Koleksi dan Pelayanan Informasi Perpustakaan Nasional RI,Welmin Sunyi Ariningsih, di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu (13/7/2014).

Pembentukan tim bertujuan untuk menggali kemungkinan fakta-fakta baru yang belum diketahui masyarakat banyak. Ia berharap orang-orang yang mempunyai naskah kuno peninggalan leluhur mereka untuk diberitahukan kepada pihak perpustakaan nasional daripada harus dijual ke luar negeri.

Selain fokus pada daerah lokal, pencarian naskah juga dilakukan di luar negeri. “Tujuh orang kami kirim ke Belanda untuk bernegosiasi terhadap naskah yang dulu pernah terbawa ketika jaman penjajahan,” kata Welmin.

Banyak keuntungan apabila semua naskah nasional bisa terkumpul, karena akan ada bukti dari peninggalan sejarah. “Entah apapun bentuknya kami harus punya duplikat, saduran, atau data lain tentang naskah jika arsip tersebut tidak dilepas kepada kami,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya