SOLOPOS.COM - Masyarakat melewati Jalan Kenanga Boyolali di depan rumah gaya Belanda, Kamis (19/5/2022). Pemilik rumah tersebut, Nurhayati, mengatakan rumah tersebut ia renovasi pada 2015. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Rumah putih di tengah kota Boyolali tepatnya di Jl. Kenanga No.3 RW 004, Surowedana, Pulisen, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah tampak berbeda dengan rumah di sebelahnya.

Rumah tersebut memiliki gaya Belanda mirip Lodji Papak di Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali. Saat menyambangi rumah putih tersebut, Solopos.com melihat plang bertulis kantor notaris. Ketika tiba di sana, sang pemilik rumah, Nurhayati, 47, berada di tempat dan berbincang-bincang dengan Solopos.com.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Rumah ini sering dulu sebelum pandemi sering untuk pemotretan yearbook anak-anak sekolah. Kemudian untuk prewed [prewedding] juga pernah,” jelas Nurhayati kepada Solopos.com, Kamis (19/5/2022).

Ia mengungkapkan tidak pernah menarik uang kepada orang-orang yang berfoto di rumahnya. Namun, sejak pandemi, hal tersebut jarang dilakukan.

Nurhayati mengungkapkan sedari awal desain rumahnya bukanlah bangunan khas Belanda. Pada awalnya, desain rumah miliknya sama dengan rumah yang berada di kanan rumahnya.

Baca Juga : Inilah Lodji Papak, Rumah Kuno Peninggalan Belanda di Juwangi Boyolali

“Ini rumah orang tua. Saya tinggal di sini sejak bayi umur tiga bulan. Saya pernah bekerja kemana-mana. Kemudian 2015 memutuskan kembali ke Boyolali dan merenovasi rumah ini. Jadinya sekitar tahun 2016,” kata dia.

Ia mengatakan pernah tinggal di rumah berdesain Belanda di daerah Ungaran, Kabupaten Semarang. Hal tersebut menginspirasinya untuk membuat rumahnya seperti rumah Belanda.

Walau telah mengubah desain rumahnya, Nurhayati mengungkapkan masih mempertahankan beberapa bangunan dari rumah lama.

“Ini di luar saja yang tampak bangunan gaya Belanda, tapi interiornya masih biasa. Bahkan masih mempertahankan bangunan yang lama. Untuk pintu dan kusen juga masih dipertahankan dari bangunan yang lama,” tutur Nurhayati.

Baca Juga : Asal Usul Penamaan Lodji Papak, Rumah Peninggalan Belanda di Juwangi

Suami Nurhayati, Bintoro, 47, mengungkapkan awalnya bangungan rumah lama hanya terdiri dari satu lantai. Posisi rumah lama lebih rendah dari permukaan jalan di depan rumah.

“Dulu sering tergenang rumah ini kalau pas hujan. Kemudian kami berpikir untuk merenovasi agar air tidak masuk ke rumah. Dibuat agak lebih tinggi dari yang sebelumnya dan bertingkat,” jelas dia.

Bintoro menjelaskan bangunan rumah putih bergaya Belanda itu terlihat satu setengah lantai kalau dilihat dari depan. Namun, sebenarnya terdapat ruangan semi-basement yang berada di bagian belakang rumah gaya Belanda di tengah kota tersebut.

Salah satu warga Boyolali, Karina Laras, 25, mengungkapkan sering lewat di Jalan Kenanga. Namun, baru akhir-akhir ini menyadari terdapat bangunan rumah putih bergaya Belanda. Ia menilai rumah tersebut juga sangat estetik dan Instagramable untuk berfoto.

Baca Juga : Unik, Juwangi Boyolali Punya Wisata Lodji Papak hingga Stasiun Telawa

“Baru ngeh [paham] sih waktu itu ada bangunan gaya Belanda di situ. Aku kira itu ada sejak lama terus aku yang baru ngeh gitu. Soalnya biasa lewat situ enggak tengok kanan-kiri karena berkendara lurus aja gitu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya