SOLOPOS.COM - Tahir (forbes.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Dato Sri Tahir, taipan yang masuk daftar orang terkaya Indonesia, membandingkan kondisi ekonomi saat masa pandemi Covid-19 dan ketika resesi tahun 1920-an.

Menurut dia, krisis akibat wabah corona atau Covid-19 lebih berat dibandingkan dengan resesi besar pada era 1920-an.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tahir mengatakan saat ini aktivitas bisnis di dunia tidak jalan karena kekhawatiran penularan virus tersebut. Apalagi ada pembatasan aktivitas penduduk semacam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Objek Wisata di Klaten Tekor, Wahana Tutup Padahal Perawatan Butuh Jutaan Rupiah

Business nggak jalan, lockdown [karantina wilayah] jauh lebih berat dari masa resesi dunia di tahun 1920 an,” ujarnya kepada Bisnis.com, awal Juni 2020.

Pada 1920-an terjadi resesi ekonomi cukup berkepanjangan disebabkan virus Flu Spanyol dan Perang Dunia I. Bahkan, krisis itu berlanjut hingga terjadi depresi hebat atau great depression pada 1929.

Depresi itu dimulai di Amerika Serikat . Waktu depresi hebat bervariasi di seluruh dunia. Di sebagian besar negara, ini dimulai pada 1929 dan berlangsung hingga akhir 1930-an. Itu adalah depresi terpanjang, terdalam, dan paling meluas di abad ke-20.

Dikejar Anjing, Turis Inggris Kejebak di Sumur Bali 6 Hari Tanpa Makan

Keluarga Tempatkan Deposito di Bank Mayapada

Dampak tidak langsung dari Covid-19, Tahir sampai melakukan penyuntikan dana cukup besar untuk perusahaannya, PT Bank Mayapada Tbk. (MAYA). Dia juga mengumumkan bahwa keluarganya turut menempatkan deposito di bank tersebut guna memberikan kepercayaan kepada deposan.

“Untuk menunjukkan komitmen pemilik dan OJK [Otoritas Jasa Keuangan] juga sudah tahu,” ujarnya saat ditanya mengenai tujuan mengekspose penempatan dana di Bank Mayapada.

Seperti diketahui, pekan lalu, orang terkaya Indonesia itu menyampaikan bahwa anaknya turut menempatkan dana di Bank Mayapada. Dia menyebutkan anak-anaknya menempatkan dana hingga mencapai Rp1,36 triliun.

Caplok Pinehill Rp41,6 Triliun, Produsen Indomie Bersiap Jadi Raja Mi Instan Timur Tengah

Menurut Tahir, tujuan dari mengekspose penempatan dana itu untuk menunjukkan komitmen yang tinggi dari pemegang saham. Padahal dana tersebut juga sudah lama ditaruh di bank tersebut.

“Sudah lama [penempatan deposito], keluarga selalu deposito di bank sendiri,” terang dia.

Kenapa baru disampaikan sekarang? “Masa sekarang memang agak lain, saya yakin Anda juga tahu situasi ekonomi sekarang,” tuturnya.

Era New Normal di Ojek Online, Penumpang Bawa Helm Sendiri

Orang terkaya Indonesia itu menambahkan dalam kondisi sekarang ini nasabah juga lagi susah sehingga kepercayaan kepada nasabah perlu dibangun.

Belum lama ini, Tahir juga telah melakukan tambahan modal untuk Bank Mayapada sebesar Rp3,75 triliun. Dukungan modal tersebut terdiri dari penempatan dana yang dapat dikonversikan menjadi setoran modal senilai Rp252,08 miliar.

Selain itu, Bank Mayapada mendapat penempatan dana dari pemegang saham pengendali hasil transaksi penjualan tiga gedung yang dibeli oleh Bank Mayapada sendiri Rp3,5 triliun.

3,05 Juta Orang Kena PHK, Tahun Ini Diprediksi Tambah Lagi 5,23 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya