SOLOPOS.COM - Bendera Palestina (genheration.com)

Solopos.com, GAZA — Seorang tahanan Palestina yang mogok makan selama 113 hari pada Kamis (11/11/2021) menghentikan aksinya setelah Israel sepakat untuk tidak melanjutkan penahanannya tanpa sidang pada Februari mendatang.

Pada awal pekan ini ibu dari Miqdad al-Qawasmi mencurahkan kekhawatiran tentang nyawa anaknya setelah kondisinya memburuk.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pejabat Palestina mengatakan Qawasmi menolak makanan dan hanya meminum air garam, vitamin dan obat-obatan dari dokter Israel.

Pria berusia 24 tahun itu ditangkap pada Januari dan kini bobot Qawasmi berkurang hampir separuhnya sejak Juli, kata pihak keluarga.

Baca Juga: Media China Tuding Festival Belanja 11.11 Sebagai Ajang Menyembah Omzet

“Sebuah kesepakatan telah dicapai untuk membebaskan tahanan pahlawan Miqdad al-Qawasmi pada Februari mendatang,” kata direktur Kantor Media Tahanan Palestina Nahid Fakhouri.

“Ia menyudahi aksi mogok makannya dan sudah bisa makan lagi, tergantung apa yang dokter… perbolehkan untuk dimakan menurut kondisi kesehatannya.”

Pejabat Palestina lainnya dari Asosiasi Tahanan Palestina menyebutkan bahwa pembebasan pada Februari bertepatan dengan berakhirnya masa “penahanan administratif” Qawasmi, yang tidak akan diperpanjang.

Juru bicara Otoritas Penjara Israel membenarkan bahwa Qawasmi telah mengakhiri aksi mogok makannya. Lima warga Palestina lainnya yang ditahan tanpa persidangan juga melakukan mogok makan.

Baca Juga: 169 Narapidana Termasuk Terpidana Mati di Singapura Positif Covid-19

Israel bisa menangkap warga Palestina yang mereka anggap sebagai tersangka hingga 60 hari tanpa dakwaan dan memperpanjang masa tahanan dengan persetujuan pengadilan.

PBB dan Uni Eropa mengkritik praktik tersebut. Petugas keamanan Israel menyebutkan bahwa penahanan administratifnya “berdasarkan intelijen yang diajukan ke pengadilan” tentang keterlibatannya dalam kegiatan yang terkait dengan kelompok Islam Palestina Hamas.

Juru bicara Hamas Hazem Qassem menyanjung kesepakatan itu sebagai sebuah “kemenangan”. Ada sekitar 500 warga Palestina yang kini ditahan di penjara Israel di bawah penahanan administratif, kata pejabat Palestina.

Sementara itu, Israel bungkam soal jumlah warga Palestina yang telah mereka tangkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya