SOLOPOS.COM - Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Dewan Penasihat Roemah Tiga, Perry Warjiyo. (Bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,50 persen.

Sejalan dengan itu, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility masih di 4,25 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keputusan BI ini sesuai dengan perkiraan pada ekonom. Namun, keputusan BI berlawanan dengan sejumlah bank sentral negara maju yang mulai menaikkan suku bunganya, seperti Korea Selatan dan Kanada.

Baca Juga: Jadi Best Market Maker, Bank Indonesia Apresiasi BRI dengan 5 Penghargaan

Sementara itu, the Fed diperkirakan akan lebih agresif. Pasar membaca adanya kenaikan 50 basis poin dalam FOMC meeting awal Mei mendatang.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar, serta upaya perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat terkait dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, serta percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju, khususnya AS.

“BI melihat inflasi inti tetap terkendali di tengah mulai naiknya permintaan masyarakat. Inflasi pada 2022 diperkirakan akan tetap terkendali dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen,” paparnya dalam rilis RDG, Selasa (19/4/2022).

Baca Juga: Antrean Penukaran Uang Baru Secara Lantatur di Bank Indonesia Jatim

Dalam bacaan RDG BI kali ini, bank sentral melihat pemulihan ekonomi global terus berlanjut, meski pertumbuhan yang lebih rendah seiring dengan ketidakpastian global, serta geopolitik di Ukraina di tengah percepatan pengetatan moneter di negara maju.

“BI merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5 persen dari sebelumnya 4,5 persen,” kata Perry.

Adapun, ekonomi Tanah Air memperlihatkan perbaikan seiring dengan pertumbuhan konsumsi dan kinerja industri dari berbagai sektor a.l. transportasi, pergudangan dll. Pemulihan ekonomi Indonesia akan ditopang oleh ekspor yang tetap kuat.

Baca Juga: Bank Indonesia Solo Gelar Kick Off Penukaran Uang di Pasar Legi

Namun, BI melihat kenaikan volume ekspor tertahan akibat tekanan pertumbuhan ekonomi global akibat perang di Ukraina.

“Tingginya harga komoditas global akan menopang ekspor Indonesia,” ujarnya. Oleh karena itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dalam kisaran 4,5 sampai 5,3 persen, dari sebelumnya 4,7 sampai 5,5 persen.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Tahan Suku Bunga Acuan di 3,5 Persen, BI Sigap Hadapi Gelombang Pengetatan Moneter Negara Maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya