Bagi masyarakat umum, dukun biasa diasosiasikan sebagai “orang pintar” yang melayani jasa pengobatan tradisional, pengasihan hingga hal negatif seperti pelet atau santet. Namun, bagi Suku Tengger, dukun memiliki konsep berbeda yang membuat posisinya cukup dihormati karena memiliki peran layaknya pemuka agama seperti kiai dan pendeta.
Wahyu Kliyu menjadi tradisi di wilayah lereng Gunung Lawu, tepatnya di Dusun Kendal, Desa Jatipuro, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah. Penyelenggaraan upacara ini biasanya pada pertengahan bulan Sura dalam penanggalan Jawa, atau bulan Muharram dalam penanggalan Islam atau Hijriyah.