Soloraya
Selasa, 7 Mei 2024 - 14:34 WIB

Memasuki Awal Kemarau, Warga Cari Ikan Akibat Bladu Bengawan Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mencari ikan mabuk akibat pencemaran di Bengawan Solo, tepatnya ruas Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, Selasa (7/5/2024).(Istimewa/S.M. Budi Utomo)

Solopos.com, SOLO– Bengawan Solo tercemar limbah dan membuat bladu atau fenomena ikan mabuk saat memasuki awal kemarau, Selasa (7/5/2024). Butuh solusi nyata dari para pemangku kepentingan.

Petugas operasional intake Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi, Purnomo, menjelaskan Bengawan Solo mulai pekat mulai pukul 08.30 WIB. Sungai pekat diduga akibat limbah etanol dari Sungai Samin.

Advertisement

“Awal kemarau debit Bengawan turun terus. Di saat elevasi Bengawan turun, rentan terpapar limbah. Saya sudah koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup [DLH] Sukoharjo untuk mencari sumber pembuangnya. Banyak industri di sekitar Sungai Samin,” jelas dia kepada Solopos.com, Selasa (7/5/2024).

Menurut dia, pencemaran Bengawan Solo membuat ikan mabuk di ruas Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo. Biasanya pada ruas tersebut rawan pencemaran limbah etanol dari Sungai Samin dan limbah industri tekstil dari Sungai Premulung.

“Ini masalah klasik setiap musim kemarau. Kondisi suplai air PDAM aman sejauh ini tapi saya perkirakan jika tidak ada solusi konkret, besok bisa lebih parah dari tahun lalu,” ungkap dia.

Advertisement

Purnomo mengatakan kondisi paling parah akibat pencemaran limbah Bengawan Solo tahun lalu yakni membuat dua IPA setop sementara selama dua hari. Para pelanggan dikirim air bersih dengan truk tangki. Butuh perhatian dari para pemangku kepentingan tingkat kota/kabupaten dan provinsi.

Koordinator Forum Jogo Kali Bengawan (Jokalibe) S.M. Budi Utomo menjelaskan sekitar warga mencari ikan yang mabuk di ruas Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, dan Kelurahan Sewu sejak pukul 10.50 WIB. Bladu terakhir, Minggu (7/4/2024).

Sebelumnya, Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Tengah (Jateng), Iis Widya Harmoko, menjelaskan wilayah Soloraya rata-rata diprediksi memasuki musim kemarau Mei ini. Kecuali di wilayah lereng Gunung Merbabu dan Merapi yang kemungkinan masuk awal kemarau Juni 2024.

Advertisement

“Yang paling cepat Wonogiri, akhir April 2024 sudah memasuki musim kemarau. Soloraya umumnya Mei pertengahan,” jelas dia dihubungi, Senin (6/5/2024) siang. Menurut Iis, puncak kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2024. Ada indikasi muncul La Nina pada September 2024.

“Kami melihat dari kondisi dinamika atmosfer yang mempengaruhi iklim tahun ini. Awal tahun ini masih terkena imbas El Nino tahun lalu tapi intensitasnya sudah menurun, nanti pertengahan tahun kembali normal tapi di akhir kemarau sekitar September mulai ada indikasi akan muncul La Nina kembali,” papar dia.

Dia mengatakan kemungkinan turun hujan mulai akhir Oktober 2024. Musim kering tahun ini lebih pendek dibandingkan dengan kemarau tahun lalu. El Nino menguat pada pertengahan sampai akhir 2023.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif