Jogja
Selasa, 7 Mei 2024 - 12:51 WIB

Jelang Iduladha, Peternak Kulonprogo Dapat Sosialisasi Penyakit Hewan

Redaksi Solopos.com  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan hewan menyuntikkan vaksin antraks ke sapi milik warga di Gedangsari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (4/4/2024). (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, KULONPROGO — Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan sosialisasi penyakit hewan menular strategis kepada masyarakat peternak untuk mengantisipasi penularan pada manusia.

Fungsional di Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Muhammad Arfiansyah Listyawan di Kulonprogo, Selasa (7/5/2024), mengatakan sosialisasi Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) merupakan kegiatan rutin.

Advertisement

“Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk berkomunikasi kepada masyarakat, memberikan informasi mengenai PHMS, dan mengedukasi penanganan seperti apa yang perlu dilakukan ketika menemukan gejala PHMS tersebut supaya tidak menular pada manusia,” kata Arfiansyah, dilansir Antara.

Ia mengatakan selain antraks, ada lima hewan yang cukup berbahaya, salah satunya adalah Leptospirosis.

Advertisement

Ia mengatakan selain antraks, ada lima hewan yang cukup berbahaya, salah satunya adalah Leptospirosis.

Dari tahun ke tahun, kasus leptospirosis belum juga punah dari Kabupaten Kulonprogo. Kasus ini meningkat cukup tajam ketika musim penghujan.

Pada 2023 yang lalu, jumlah kasus selama bulan Januari-Maret saja lebih dari 60 kasus dengan tingkat kematian setidaknya ada 10 kasus.

Advertisement

Apabila ada masyarakat kontak dengan sumber air yang terkontaminasi air kencing tikus ini, ada risiko masyarakat tersebut akan terinfeksi leptospirosis.

Terutama ketika masyarakat tersebut memiliki luka terbuka, sehingga bakteri akan dengan mudahnya masuk ke dalam tubuh.

Leptospirosis dalam hubungannya dengan penyakit hewan, dapat menular ke hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba.

Advertisement

Hal ini disebabkan karena hewan ternak tersebut minum air dari sumber air yang tercemar dan makan rumput atau hijauan yang kontak dengan sumber air tercemar.

Kasus leptospirosis pada manusia justru akan menimbulkan gejala sakit yang berat. Manusia akan menunjukkan gejala demam tinggi, nyeri pada paha, hingga menunjukkan gejala kekuningan pada mata bahkan kulit. Apabila tidak ditangani segera, dapat menimbulkan kematian.

“Kami imbau kepada masyarakat Kabupaten Kulon Progo, apabila menunjukkan gejala demam tinggi dan memiliki riwayat kontak dengan sumber air, segera diperiksakan ke Puskesmas terdekat. Banyak kasus kematian disebabkan karena penderita leptospirosis baru dibawa ke puskesmas ketika sudah parah,” katanya.

Advertisement

Petugas Puskeswan Nanggulan Murco Adi mengatakan Puskeswan Nanggulan melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan hewan di Kapanewon Nanggulan. “Petugas akan memantau kesehatan hewan milik peternak,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif