Vorstenlanden Surakarta menjadi saksi ramalan sosok Raja Kediri, Jagabaya mengenai istilah Jawa Berkalung Besi, yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai jalur rel dan kereta api.
Di tengah Kota Boyolali dahulu terdapat stasiun aktif yang dilewati trem kuda dari Solo pada 1892 hingga beberapa tahun setelahnya, yakni adalah Stasiun Boyolali atau Stasiun Boyolali Pasar, yang kini jejaknya hampir tak terlihat.
Jalur kereta api lintas Stasiun Purwosari-Wonogiri-Baturetno aktif beroperasi pada 1892-1978, yang lambat laun berhenti, setelah pembangunan Waduk Gajah Mungkur yang menenggelamkan dan memutus segmen Stasiun Wonogiri-Baturetno pada 1978.