Soloraya
Senin, 13 Mei 2024 - 12:06 WIB

Berawal dari Geng Motor Anak Sekolah, Gondhez's Solo Berkembang dan Disegani

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jurnalis Solopos.com Kurniawan (kedua dari kiri) ketika bersua dengan Nunggal (kiri) dan sejumlah panglima perangnya di Gondhez's dan koleganya, belum lama ini. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO–Pendiri geng Gondhez’s Solo, Panunggal atau Nunggal, 57, meninggal dunia di RS Brayat Minulya pada Minggu (12/5/2024) sekitar pukul 16.20 WIB.

Nunggal selama hampir 35-an tahun menjadi tokoh yang banyak disegani sejumlah orang, karena aktivitas yang dilakukan dengan geng tersebut.

Advertisement

Dari informasi yang diperoleh Solopos.com, sebagai geng anak muda tentu keberadaan GDZ’s tak bisa lepas dari perkelahian dengan kelompok lain. Sepak terjang mereka pula yang kemudian membuat geng ini bertambah besar dari bulan ke bulan sejak berdiri pada 1984.

Banyak anak muda Solo dan sekitarnya yang lantas bergabung dan aktif dalam berbagai kegiatan GDZ’s seperti menongkrong atau touring menggunakan sepeda motor.

Pada 2020, Solopos.com berkesempatan mewawancarai Nunggal tentang perjalanan geng Gondhez’s Solo. Awalnya, geng yang berdiri 1984 itu terjadi setelah Nunggal keluar dari sekolah menengah atas (SMA) Jakarta, kembali ke tanah kelahirannya Solo.

Advertisement

Tidak butuh waktu lama bagi Nunggal untuk mempunyai banyak teman. Teman-teman Nunggal kala itu berasal dari sejumlah sekolah seperti SMAN 1 Solo, SMAN 2 Solo, SMAN 5 Solo, SMAN 6 Solo, dan beberapa sekolah lain.

Mereka lantas mendirikan GDZ’s. “Ada Dodo, Dodot, Eko Kenthir, Welem, dan teman lainnya. Kami mendirikan Gondhez’s tahun 1984 sekitar bulan April-Mei,” ujar Nunggal.

Setelah geng Gondhez’s Solo terbentuk secara tak terduga banyak sekali anak muda yang bergabung dengan kelompok Nunggal. Selain menongkrong, ketika itu GDZ’s lumayan sering melakukan touring menggunakan sepeda motor.

Advertisement

Misalnya ke pantai Parangtritis atau Tawangmangu, Karanganyar. Saat touring jumlah mereka hingga ratusan sepeda motor.

“Kasarannya, orang menyebut kami geng sepeda motor lah. Kami sering jalan-jalan ke Tawangmangu dan Parangtritis. Tidak hanya 10 orang pendiri, tapi ratusan motor, bareng-bareng. Saat itu anggota kami bertambah terus. Banyak sekali. Setiap hari Minggu pasti keluar Solo ramai-ramai pakai motor, sekadar jalan-jalan” imbuh dia.

Kini, Nunggal telah tiada pada usia 57 tahun. Jenazah Nunggal akan dimakamkan di TPU Purwoloyo, Jebres Solo pada Senin (13/5/2024). Berangkat dari rumah duka di Perumahan Solo Bunga 2 Residence Kedungtungkul, Mojosongo, Jebres Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif