Jatim
Minggu, 28 April 2024 - 08:38 WIB

Refleksi Kepemimpinan Walkot Madiun: Perkuat Ekonomi dari Sektor Wisata & UMKM

Redaksi Solopos.com  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Webinar Refleksi Kepemimpinan Wali Kota Madiun yang diselenggarakan Solopos Media Group dengan narasumber Wali Kota Madiun, Maidi; Guru Besar Universitas PGRI Madiun, Prof. Parji; Lurah Klegen, Endro Suwandi; dan Ketua Paguyuban Bumi Semendung Madiun, Sugiharti, dan dipandu oleh Redaktur Pelaksana Solopos, Syifaul Arifin, Sabtu (27/4/2024). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN – Pembangunan Kota Madiun berjalan cukup pesat lima tahun terakhir. Saat ini, Madiun bukan hanya sebagai kota transit, tetapi menjadi tujuan destinasi wisata. Hal itu setelah dibangunnya pusat kawasan wisata buatan di Pahlawan Street Center (PSC). Ada enam miniatur negara yang dibangun di kawasan tersebut.

Jalan Pahlawan yang dulunya hanya menjadi jalan kota yang sepi dan terkesan kumuh, kini disulap menjadi kawasan yang menarik bagi masyarakat. Di kawasan tersebut terdapat enam miniatur ikon dunia, seperti patung Merlion Singapura, patung Liberty dari Amerika Serikat, miniatur Ka’bah di Makkah, rumah kincir angin Belanda, Menara Eiffel Prancis, dan Menara Big Ben Inggris.

Advertisement

Enam miniatur ini berada di satu kawasan, sehingga pengunjung hanya cukup datang di satu lokasi untuk menikmati seluruh keunikan bangunan tersebut. Keberadaan ikon dunia itu sukses menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Madiun. Setiap hari ada puluhan hingga ratusan orang yang menikmati kawasan wisata gratis tersebut. Terlebih lagi saat akhir pekan dan libur nasional.

Penataan kota ini menjadi salah satu yang diprioritaskan oleh Wali Kota Madiun, Maidi, saat pertama kali memimpin pada 2019 silam. Dia melihat pembangunan kota ini sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang berjuluk Kota Pendekar itu.

Maidi mengatakan pertumbuhan ekonomi Kota Madiun pada saat awal Covid-19 tercatat -5,34 persen. Pada saat berbagai daerah melakukan refocusing terkait anggaran untuk pembangunan, ia justru menggenjot pembangunan fisik dengan mempertimbangkan kekuatan anggaran dan menjaga perekonomian. Salah satu bangunan yang dikerjakan adalah kawasan wisata Sumber Wangi atau PSC.

Advertisement

Langkah tersebut dianggap tepat, karena pembangunan kawasan wisata itu ternyata menyedot antusiasme warga untuk berkunjung. Pertumbuhan ekonomi di Madiun berangsur membaik pascapandemi Covid-19.

“Pertumbuhan perekonomian Kota Madiun pada 2023 menurut BPS [Badan Pusat Statisti] mencapai 5,80 persen,” kata dia saat acara Refleksi Kepemimpinan Wali Kota Madiun yang diselenggarakan Solopos Media Group, Sabtu (27/4/2024) siang.

Ribuan orang memadati kawasan Pahlawan Street Center, Kota Madiun. (Istimewa/Pemkot Madiun)

Maidi menuturkan setelah dianggap sukses menata kawasan PSC. Wali Kota Maidi kemudian melanjutkan pembangunan tempat wisata di Bogowonto Business Center dan penataan Alun-alun Madiun yang disertai pembangunan miniatur Tugu Monas.

Advertisement

Maidi menuturkan pembangunan kota yang dilakukan secara massif ini karena selain untuk menarik minat para pengunjung supaya mau datang, juga menarik para investor supaya mau menanamkan uangnya di Madiun.

Strategi ini cukup berhasil untuk menarik para investor datang ke Madiun. Menurutnya, investor datang karena melihat pertumbuhan ekonomi daerah yang akan dituju.

“Kalau kota belum siap, meminta investor, tentu investor pasti ga mau. Untuk itu, kota hadir, menyiapkan jalan, lampu, fasilitas lainnya. Kita siapkan semuanya. Investor pasti datang. Karena menjanjikan, uang kembalinya cepat. Kemarin saya baru menandatangani kerja sama dengan Mitra10,” jelasnya.

Selain berupaya mendatangkan investor, pemkot juga memperkuat pembangunan di sektor lokal dengan menata lapak UMKM di seluruh kelurahan. Setiap kelurahan di Madiun memiliki lapak UMKM dengan karakteristik masing-masing.

Advertisement

Pertumbuhan ekonomi itu salah satu indikatornya adalah realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD Madiun dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, meskipun nilainya tidak besar. Ia memberi contoh pada 2023, realisasi PAD dari sektor pajak mencapai Rp115 miliar dari target Rp104 miliar.

“Banyak strategi yang disiapkan dalam mengoptimalkan PAD. Seperti penerapan parkir elektronik di Pasar Sleko dan Pasar Besar Madiun. Kemudian penggunaan tapping box untuk hotel dan restoran,” jelasnya.

Peningkatan Ekonomi dari Kelurahan

Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Madiun dalam meningkatkan perekonomian adalah dari kelurahan. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi di masing-masing kelurahan, seperti yang dialami di Kelurahan Klegen, Kecamatan Kartoharjo.

Advertisement

Di kelurahan ini ada salah satu lapak UMKM yang berkembang menjadi destinasi wisata. Ketua Paguyuban Bumi Semendung, Sugiharti, mengatakan penataan yang dilakukan di Bumi Semendung adalah dengan memanfaatkan potensi lokal. Lapak UMKM berada di tengah area persawahan. Potensi ini yang membuat lapak UMKM Bumi Semendung bisa terus eksis dan dikunjungi ratusan hingga ribuan orang per pekan.

Saat ini jumlah pelapak yang ada di Bumi Semendung ada sebanyak 22 orang. Mereka berjualan berbagai macam kuliner. Selain ada beragam kuliner, juga ada beberapa spot foto yang estetik dengan pemandangan tengah sawah.

Pengunjung menikmati fasiltas yang ada di lapak UMKM Bumi Semendung, Kelurahan Klegen, Kota Madiun. (Istimewa/Pemkot Madiun)

“Ini yang berjualan di lapak Bumi Semendung, harus warga Klegen. Keberadaan lapak ini juga bisa mengentaskan pengangguran, karena banyak tenaga kerja yang diserap, bisa berjualan, kerja, bisa jadi juru parkir,” ujarnya dalam Refleksi Kepemimpinan Wali Kota Madiun.

Perputaran uang di Bumi Semendung pun tidak bisa dianggap remeh. Dalam sebulan, paguyuban mencatat nilai transaksi dari para pedagang mencapai antara Rp52 juta hingga Rp84 juta. Rata-rata nilai transaksi pedagang setiap hari antara Rp300.000 hingga Rp1,5 juta.

Sementara itu, Guru Besar Universitas PGRI Madiun, Prof. Parji, menyampaikan pembangunan Kota Madiun dalam empat tahun terakhir memang cukup bagus progresnya. Terutama dalam hal perkembangan pariwisata domestik, seperti di PSC yang kini menjadi ikon Kota Madiun.

Advertisement

“Ini menandakan Madiun kini jadi kota yang hidup. Kalau dulu relatif sepi. Tapi sekarang denyut nadi kota ini terasa. Saya jalan jam 12 malam dan jam 1 malam, Madiun masih hidup. Itu bisa dilihat dari kasat mata,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif