Soloraya
Minggu, 28 April 2024 - 16:31 WIB

Buka Pintu Koalisi, PDIP Boyolali Berpotensi Lawan Kotak Kosong di Pilkada 2024

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma DH, seusai menghadiri acara halalbihalal PKS di Gedung PKPN, Boyolali, Minggu (28/4/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIDPC PDIP Boyolali masih membuka pintu untuk partai politik lain yang ingin berkoalisi mengusung calon bupati-calon wakil bupati atau cabup-cawabup pada Pilkada Boyolali 2024.

Sebelumnya, PDIP Boyolali telah resmi berkoalisi dengan PKS. Dengan semakin banyak parpol yang berkoalisi dengan PDIP, partai gabungan lain tidak akan bisa mengusung cabup-cawabup karena perolehan kursi mereka di DPRD Boyolali kurang dari 20% atau 10 kursi.

Advertisement

Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma DH, menyampaikan kerja sama PKS adalah dinamika politik. Sehingga tidak selamanya PDIP menutup diri.

“Pada kesempatan Pilkada 2024 ini, kami bersama Partai Keadilan Sejahtera sudah saling membuka diri. Dimulai beberapa tahapan, pertemuan-pertemuan, dan kemarin [Sabtu] menjadi puncaknya,” jelas dia ditemui wartawan seusai acara halalbihalal DPD PKS Boyolali di Gedung PKPN, Minggu (28/4/2024).

Advertisement

“Pada kesempatan Pilkada 2024 ini, kami bersama Partai Keadilan Sejahtera sudah saling membuka diri. Dimulai beberapa tahapan, pertemuan-pertemuan, dan kemarin [Sabtu] menjadi puncaknya,” jelas dia ditemui wartawan seusai acara halalbihalal DPD PKS Boyolali di Gedung PKPN, Minggu (28/4/2024).

Ia menjelaskan pada Sabtu (27/4/2024) PDIP dan PKS menandatangani nota kesepahaman kerja sama politik untuk menghadapi Pilkada Boyolali 2024. Susetya menuturkan belum ada nama koalisi karena yang terpenting adalah terbentuk kerja sama terlebih dahulu.

Terkait calon yang bakal diusung, Susetya mengatakan masih dalam tahap penggodokan dan nantinya bakal dikirimkan serta dimintakan rekomendasi ke DPP PDIP.

Advertisement

Ia juga menyampaikan dalam nota kesepahaman tidak ada ketentuan jatah PDIP mendapatkan posisi apa dan PKS posisi apa. Susetya menjelaskan kerja sama tersebut hanya untuk kebaikan Boyolali.

Ditanya akankah membuka pintu untuk partai selain PKS, Susetya mengatakan PDIP selalu membuka diri. “Siapa pun nanti yang mau bekerja sama dengan kami, mengapa tidak? Yang penting semua demi kemaslahatan, demi kebaikan Kabupaten Boyolali,” kata dia.

Secara hitung-hitungan kursi, PDIP diprediksi memperoleh 36 kursi di DPRD Boyolali 2024-2029. Ditanya apakah koalisi dengan PKS karena ingin melawan kotak kosong pada Pilkada Boyolali 2024, Susetya menjawab bisa juga karena itu.

Advertisement

Membangun Boyolali

“Bisa juga seperti itu, jenengan pirsa [Anda tahu sendiri], ketika kami melawan kotak kosong ya penak sak apa-apane. Mengapa tidak? Tapi prinsipnya kami PDI Perjuangan siap untuk semuanya,” kata dia.

Sementara itu, Ketua DPD PKS Boyolali, Nur Arifin, menyampaikan koalisi dengan PDIP bertujuan untuk membangun Boyolali. Nota kesepahaman antara PDIP dan PKS akan dibawa ke tingkat DPW dan DPP PKS.

Lebih lanjut, terkait komposisi pasangan bupati-wakil bupati yang diusung PKS dan PDIP, Nur Arifin juga menjawab masih berproses. Menurutnya, hal yang lebih penting adalah membangun Boyolali bersama lima tahun ke depan.

Advertisement

“Proses akan dilakukan sampai kemudian kami berharap turun rekomendasi,” kata dia. Menanggapi beberapa orang di akar rumput yang kecewa dengan kerja sama PDIP dan PKS dalam Pilkada Boyolali 2024, Nur Arifin menyampaikan PKS pernah berkoalisi dengan Partai Golkar pada 2010.

Lalu, sudah pernah berkoalisi dengan Partai Gerindra dan PKB pada Pilkada 2015. PKS juga pernah tidak berkoalisi dengan partai mana pun pada Pilkada 2020.

“Makanya sekarang ini kami menjajaki kerja sama yang di luar itu tadi, kebetulan PDI Perjuangan. Alhamdulillah, ada hubungan yang baik, yang kemudian kami bisa membangun lima tahun ke depan,” kata dia.

Ditanya tawaran apa yang disampaikan PDIP sehingga membuat PKS mau berkoalisi, Nur Arifin mengatakan PKS diberikan kesempatan untuk membangun Boyolali bersama-sama. Ia mengatakan kerja sama PKS dan PDIP juga tidak terkait dengan hasil Pilpres 2024 yang sama-sama menjadi lawan Prabowo-Gibran.

Nur Arifin mengatakan selama ini PKS dinilai seolah-olah selalu menjadi oposisi di Boyolali dan berhadapan dengan PDIP yang memimpin di Boyolali.

“Kami ingin lima tahun ke depan, PKS berkontribusi untuk bersama-sama membangun Boyolali. Tentu tidak mengurangi kritis kami terhadap Pemerintah Kabupaten Boyolali ketika ada hal-hal yang memang perlu diberi masukan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif