News
Sabtu, 11 Mei 2024 - 06:45 WIB

Wabah Demam Lassa Telan 156 Korban Jiwa di Nigeria

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus. (Freepik)

Solopos.com, ABUJA–Sejumlah 156 orang di Nigeria dilaporkan meninggal dunia akibat wabah demam lassa dalam kurun waktu empat bulan terakhir. Demam Lassa ditularkan dari hewan ke manusia dan dapat berakibat fatal.

Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) dalam pernyataannya mengungkap wabah demam lassa terindikasi sudah menyebar ke 28 negara bagian, selain Ibu Kota Abuja, sejak 1 Januari hingga 28 April.

Advertisement

Seperti dikutip Antara dari Anadolu, Jumat (10/5/2024), disebutkan pula bahwa selama periode itu, telah teridentifikasi 857 kasus demam lassa. Sepanjang tahun 2023, lalu otoritas Nigeria mencatat 1.170 kasus demam lassa yang mengakibatkan 219 kematian.

Demam lassa kali pertama muncul di Nigeria pada 1969 di Negara Bagian Borno.

Pada umumnya manusia terinfeksi virus lassa melalui paparan makanan atau barang rumah tangga yang terkontaminasi dengan urine atau kotoran tikus yang terinfeksi. Spesies tikus multimammate (Mastomys natalensis) yang menjadi pembawa virus Lassa tergolong umum ditemukan di kawasan Afrika Barat.

Advertisement

Laman infeksiemerging.kemkes.go.id yang diakses Sabtu (11/5/2024), menulis sekitar 80% dari orang yang terinfeksi virus lassa tidak menimbulkan gejala. Sementara itu, 20% kasus atau satu dari lima orang yang terinfeksi menyebabkan penyakit yang parah, di mana virus mempengaruhi beberapa organ tubuh seperti hati, limpa dan ginjal.

Virus lassa dapat menginfeksi hampir setiap jaringan dalam tubuh manusia, dimulai dari mukosa, usus, paru-paru dan sistem urin kemudian berkembang ke sistem vaskular.

Masa inkubasi demam lassa berkisar 6-21 hari. Timbulnya penyakit tersebut, biasanya gejalanya bertahap, dimulai dengan demam, kelemahan umum, dan malaise. Setelah beberapa hari, timbul sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, nyeri dada, mual, muntah, diare, batuk, dan juga bisa disertai sakit perut.

Advertisement

Dalam kasus yang parah dapat terjadi pembengkakan wajah, terdapat cairan dalam rongga paru-paru, pendarahan dari mulut, hidung, saluran vagina atau pencernaan dan tekanan darah rendah. Pada tahap selanjutnya terdapat adanya protein urin, shock, kejang, tremor, disorientasi, dan koma.

Ketulian terjadi pada 25% pasien yang bertahan hidup. Dari sebagian kasus-kasus ini, pendengaran kembali normal setelah 1-3 bulan, rambut rontok sementara dan gangguan cara berjalan mungkin terjadi selama pemulihan.

Kematian biasanya terjadi dalam waktu 14 hari dari onset dalam kasus-kasus yang fatal. Penyakit ini sangat parah di akhir kehamilan, dengan kematian ibu dan/atau kematian janin terjadi lebih dari 80% kasus selama trimester ketiga.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif