Benda diduga cagar budaya berupa kepala Kala ditemukan di kawasan Makam Eyang Udan Agung di wilayah Dusun Dadakan, Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar. Benda tersebut diduga peninggalan zaman Majapahit.
Berikut cerita sejarah terkait cikal bakal dua kabupaten tertua di Provinsi Jawa Tengah atau Jateng, yang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Kerajaan Majapahit di masa lampau.
Selain terkenal dengan kuliner nasi gandul dan kepala ikan manyung, Kabupaten Pati juga memiliki warisan budaya yang telah menjadi ciri khasnya, yaitu batik bakaran.
Masjid Saka Tunggal yang disebut-sebut sudah ada sebelum Kerajaan Majapahit berdiri menjadi destinasi wisata religi favorit di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng).
Pada Oktober 2009, batik dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Unesco. Jauh sebelum mendapat pengakuan internasional, tradisi membatik sudah jadi bagian dari budaya Kerajaan Majapahit.
Petan tidak sekadar mencari kutu rambut secara "berjemaah". Tradisi yang kemungkinan sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit (1293-1527) itu juga menjadi cara perempuan berinteraksi sosial.
Pedagang atau saudagar dari daratan China mencatat keindahan rumah orang Jawa pada era akhir tahun 900-an. Rumah orang Jawa masa itu jamak terdiri atas rumah tempat tinggal dan lumbung.
Sejak 1985, Putri Cempo digunakan untuk menyebut nama tempat pembuangan akhir (TPA) yang berlokasi di Mojosongo, Jebres, Solo. Berdasar legenda, Putri Cempo sendiri merupakan sebutan seorang istri raja dari Kerajaan Majapahit.
Istilah Nusantara kali pertama tercatat dalam literatur Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dipakai Kerajaan Majapahit.
Raden Kusen alian Kin San ditunjuk Raden Patah untuk menjadi penguasa Semarang pada 1378. Sebelumnyua, Kin San dikenal sebagai panglima perang yang juga ahli dalam membuat petasan di Kerajaan Majapahit.
Letusan Gunung Kelud pada kurun waktu 1380 – 1420 Masehi diduga menjadi salah satu penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit yang lokasinya hanya berjarak 40 kilometer sebelah utara dari Gunung Kelud.
Pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit menguasai perdagangan laut dan sungai. Bengawan Solo dengan dukungan 44 bandar berperan terhadap aspek ekonomi Majapahit hingga mampu menjadi kerajaan digdaya.
Pintu Gerbang Kerajaan Majapahit di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, konon berkaitan dengan kisah Sunan Muria dengan anaknya.