Studi terbaru menunjukkan apabila iklim bumi terus menghangat, maka hewan liar, salah satunya kelelewar akan dipaksa merelokasi atau migrasi dari habitatnya -kemungkinan ke daerah dengan populasi manusia besar- yang meningkatkan risiko lompatan virus dari hewan ke manusia, sehingga dapat memicu pandemi berikutnya.
Kelelawar oranye seperti di Klaten dan Situbondo ini biasa tinggal di lipatan daun pisang yang masih muda atau di bangunan rumah yang masih tradisonal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus corona jenis baru alias Sars-CoV2 berasal dari sekelompok virus yang dimulai pada hewan kelelawar.
Virus beta corona yang ditemukan di sampel tubuh kelelawar di Pasar Depok Solo tidak dapat menular ke manusia secara langsung, melainkan menular ke hewan lain yang cukup membahayakan.
Sebanyak 193 kelelawar di Pasar Depok Solo dimusnahkan, Sabtu (14/3/2020) dengan cara dibius, diplastik, lalu dibakar di lahan milik Dinas Lingkungan Hidup.