Jatim
Jumat, 10 Mei 2024 - 20:01 WIB

Mengenal Air Terjun Sedodu Nganjuk, Mitos dan Cerita Rakyatnya

Redaksi Solopos.com  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prosesi Siraman Sedudo di Desa Ngliman, Nganjuk, Sabtu (13/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

Solopos.com, NGANJUK – Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki berbagai tempat wisata alam yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Salah satunya adalah Air Terjun Sedudo.

Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, Air Terjun Sedudo berlokasi di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 105 meter dan berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kabupaten Nganjuk.

Advertisement

Pengunjung yang datang ke tempat wisata ini tidak hanya untuk menikmati keindahan alamnya saja, tetapi ada juga pengunjung yang datang karena mitos. Mitos di Air Terjun Sedudo ini dipercaya sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Yakni orang yang mandi di bawah air terjun ini pada bulan Sura akan awet muda.

Selain itu, pada momen tertentu warga setempat juga menggelar ritual bernama Parna Prahista. Ritual ini dilakukan setiap tanggal 1 Sura dengan memandikan arca yang ada di dekat Air Terjun Sedudo dengan menggunakan air dari air terjun tersebut. Sisa air untuk memandikan arca itu kemudian disiramkan kepada anggota keluarga agar mendapatkan keberkahan.

Keberadaan Air Terjun Sedudo ini tidak terlepas dari kisah rakyat yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.

Advertisement

Dalam satu versi diceritakan tentang keberadaan air terjun ini. Suatu waktu seorang putri dari Kerajaan Kediri yang telah disembuhkan dari penyakit cacar oleh orang pintar dari salah satu padepokan.

Karena kecantikan putri itu membuat dua pemuda dari padepokan tersebut jatuh hati kepadanya. Namun, sayangnya sang putri harus menikah dengan pri lain. Sedangkan kedua pria bersaudara itu patah hati hingga berubah total menjadi anak yang nakal dan tak tahu sopan santun.

Sebagai hukumannya, kedua pemuda itu dipaksa untuk melakukan ikrar dan bertapa di bawah air terjun. Di mana sang kakak berjanji untuk selalu melajang dan bertapa di air terjun yang kini dinamai Sedudo tersebut.

Advertisement

Sementara itu, disadur dari Antologi Cerita Rakyat Jawa Timur oleh Balai Bahasa Surabaya, satu versi lain lagi menceritakan tentang seorang petapa dengan nama Ki Ageng Ngliman.

Identitas asli dari petapa ini konon adalah Patih Gajah Mada, seorang figur ternama dari Kerajaan Majapahit.

Diceritakan bahwa setelah menghabiskan beberapa waktu untuk memenuhi ambisinya yang terucap dari Sumpah Palapa, ia tertimpa sebuah tragedi berupa kematian istrinya, Nyi Bebet, setelah terjadinya Perang Bubat. Konon setelah pengasingannya menjadi Ki Ageng Ngliman, ia sering ditemukan berada di sebuah air terjun, yang kini menjadi Air Terjun Sedudo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif