Tingkat inflasi Wonogiri selama setahun terakhir (Januari 2023-Januari 2024) berada di angka 3,56%, lebih tinggi dibanding tingkat inflasi nasional maupun Jateng, meski masih kategori aman.
Pemkab Wonogiri tetap yakin bisa menurunkan angka kemiskinan sesuai target satu digit atau di bawah 10% pada 2024 ini meski tantangannya semakin berat.
Jumlah angkatan kerja yang menganggur di Wonogiri bertambah sebanyak 2.238 orang pada 2023 dibandingkan 2022, namun persentase tingkat pengangguran turun.
Meski hanya tanam sekali dalam setahun, produksi padi di Pracimantoro, Wonogiri, yang merupakan kecamatan terluas dengan jumlah petani terbanyak tetap bisa surplus.
Penyelenggaraan Pemilu 2024 diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi cukup signifikan di Wonogiri dengan perputaran uang mencapai ratusan miliar rupiah.
Akademisi bidang pertanian UNS Solo menilai perlunya strategi dari pemangku kebijakan untuk membuat pertanian menjadi sektor yang menjanjikan kesejahteraan dan menarik anak muda jadi petani.
Jumlah petani gurem yang punya lahan kurang dari 0,5 hektare di Wonogiri bertambah sebanyak 15.163 orang dalam 10 tahun membuat petani sulit keluar dari jurang kemiskinan.
Hasil Sensus Pertanian atau ST 2023 menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan karena ada penurunan pada berbagai sektor termasuk jumlah usaha tani dibanding ST 2013.
Pemkab Wonogiri meyakini dengan tren yang terus menurun, angka kemiskinan Kota Sukses bakal turun hingga tinggal satu digit atau di bawah 10% pada 2024.
Warga Wonogiri ternyata hobi banget minum teh yang dibuktikan dengan masuknya kabupaten tersebut dalam 10 besar daerah dengan tingkat konsumsi teh tertinggi di Indonesia lima tahun terakhir.
Pengeluaran rata-rata per kapita wong Wonogiri untuk beli rokok berdasarkan data BPS 2023 menempati posisi kedua tertinggi setelah makanan jadi, dan lebih tinggi dibanding untuk beli sayur dan ikan.
Anggota Komisi I DPRD Wonogiri, Sardi, menilai Pemkab dan BPS tidak perlu saling menyalahkan melainkan harus duduk bersama terkait perbedaan pendapat soal data kemiskinan.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek menilai metode pendataan kemiskinan versi BPS tidak fair karena tidak mengikutkan 30% warga Kota Sukses yang merantau.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengakui wilayahnya kurang strategis untuk dibangun mal atau pusat perbelanjaan sehingga banyak warga yang memilih belanja kebutuhan gaya hidup di Solo atau Sukoharjo.