Kolom
Rabu, 22 Mei 2024 - 09:55 WIB

Menjaga ”Darah Dunia” untuk Kesejahteraan

Redaksi Solopos.com  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah wisatawan mancanegara melakukan ritual melukat atau pembersihan diri di Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, Bali, Rabu (24/4/2024). Ritual tersebut direncanakan masuk dalam agenda World Water Forum (WWF) Ke-10 di Bali yang diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 mendatang. (Antara/Nyoman Hendra Wibowo)

Indonesia menjadi pelaku sekaligus saksi sejarah dalam upaya global meningkatkan tata kelola air melalui World Water Forum (WWF) Ke-10.

Forum yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada 18-25 Mei 2024 itu diikuti sejumlah kepala negara atau kepala pemerintahan di dunia.

Advertisement

Forum yang digelar tiga tahun sekali ini membahas banyak isu mengenai makna dan pentingnya air dari banyak sisi, ihwal keberlanjutan sumber daya air, inovasi pemanfaatan sumber daya air, dan air untuk kesejahteraan bersama.

WWF Ke-10 ini mengambil tema Water Shared for Prosperity. Artinya forum ini menunjukkan perhatian serius dunia global tentang manajemen isu air demi kepentingan masa depan air untuk kesejahteraan bersama.

Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi keberlanjutan dunia. Air merupakan aspek penting yang akan memengaruhi kualitas kehidupan makhluk hidup pada masa kini dan mendatang.

Advertisement

Keberadaan dan kelestarian air harus dipastikan. Air harus berkelanjutan sebagai kunci kesejahteraan dan kelestarian bumi. Saat membuka WWF Ke-10 di Bali, Senin (20/5/2024), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan air harus menjadi sentral penanggulangan perubahan iklim, keberlanjutan lingkungan, dan keanekaragaman hayati.

Air sebenarnya bukanlah ancaman bagi manusia. Sejauh ini masalah air yang merugikan manusia disebabkan kompetisi yang tidak perlu, penggunaan air yang tidak bijaksana, dan polusi yang perlahan-lahan mengikis serta meracuni air sebagai “darah dunia”.

Perubahan iklim menyebabkan suhu air berubah menjadi lebih panas dan menembus rekor baru, permukaan air laut meningkat, dan debit air sungai menyusut. Atas kondisi itu, masyarakat dunia mengalami berbagai masalah, seperti malanutrisi karena kekurangan air, wabah, dan bencana alam.

Advertisement

Melihat kondisi air yang semakin mengkhawatirkan itu, pemerintah seluruh negara di dunia harus bekerja sama menanggulangi krisis ini. Indonesia sebagai tuan rumah harus mendorong acara WWF Ke-10 menjadi critical opportunity mendiskusikan solusi dari seluruh dunia.

Pemerintah negara-negara di seluruh dunia harus merumuskan praktik baik bersama dalam menangani masalah air, membangun sanitasi air yang baik, mengurangi bencana air, serta menerapkan praktik pemerintahan, manajemen keuangan, serta inovasi untuk keberlanjutan sumber daya air.

WWF Ke-10 ini harus menghasilkan kampanye dan praksis yang bisa disosialisasikan dan dilaksanakan hingga di komunitas terkecil di setiap negara. Forum ini harus membangun kesadaran individu untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air sebagai ”darah dunia”.

Tanpa ini, forum hanya akan menjadi pertemuan elite atau hanya sekadar menjadi penggelaran karpet merah untuk privatisasi air atas nama investasi. Ini harus dicegah demi masa depan dunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif