Di Indonesia, ritual penangkal hujan atau memanggil hujan sudah lama menjadi bagian dari entitas Nusantara. Tak hanya di Mandalika, masyarakat Jawa dan Bali pun sudah lama melakoni ritual tersebut.
Mereka menggunakan preferensi pribadi – wilayah privat – yang kemudian dipaksa menjadi diskursus di ruang publik untuk memaksa orang lain mengikuti pendapat dan keyakinan mereka.