Penyakit bapak berkembang dan merentet ke mana-mana. Sepanjang hari dia mengunci pintu rumah. Omongannya melompat-lompat. Dari satu bayangan ke bayangan lain.
Sudah sepuluh kali Wirsu menanyai Lumintu perihal siapa yang menyuruhnya, setiap satu pertanyaan itu dilontarkan Wirsu sambil memotong satu ruas jari Lumintu, berurutan dari jempol ke arah kelingking, tangan kanan ke tangan kiri. Namun sama sekali Lumintu tak mau mengaku.